JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sukoharjo, bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS), meluncurkan program konversi sepeda motor dinas konvensional menjadi sepeda motor listrik. Serah terima enam unit motor listrik hasil konversi dilakukan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Sukoharjo, Widodo, dan Dekan Fakultas Teknik UNS, Prof. Dr. Wahyudi Sutopo, di Lobby Menara Wijaya, Rabu (18/12).
Sekda Sukoharjo, Widodo, menyatakan bahwa langkah ini merupakan bagian dari dukungan terhadap kebijakan pemerintah pusat yang mendorong penggunaan kendaraan listrik sebagai upaya dekarbonisasi.
“Kami telah mengirimkan enam unit sepeda motor dinas untuk uji coba konversi. Ke depan, kami akan mengalokasikan anggaran agar kendaraan dinas roda dua bermigrasi ke motor listrik. Kami juga berharap pemerintah pusat memberikan subsidi untuk mendukung percepatan elektrifikasi ini,” ungkap Widodo.
Ia menambahkan bahwa program ini bertujuan tidak hanya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk memotivasi masyarakat dan instansi lain untuk beralih ke kendaraan listrik.
Dekan Fakultas Teknik UNS, Prof. Wahyudi, mengapresiasi dukungan Pemkab Sukoharjo terhadap percepatan elektrifikasi kendaraan. Menurutnya, kolaborasi ini merupakan langkah konkret dalam mendukung pengurangan emisi karbon dan pengembangan ekonomi hijau.
“Fakultas Teknik UNS telah memiliki lisensi untuk melakukan konversi motor listrik. Kami berharap program ini dapat menjadi model bagi kabupaten lain, terutama melalui kerja sama dengan SMK setempat yang dapat melakukan konversi secara mandiri di bawah supervisi UNS,” ujar Prof. Wahyudi.
Ia juga menyoroti aspek teknis konversi, termasuk penggantian baterai dan komponen kelistrikan, yang memerlukan pengujian dan sertifikasi sesuai regulasi.
“Konversi sepeda motor konvensional ke motor listrik membutuhkan biaya sekitar Rp16 juta per unit, namun dengan subsidi dari pemerintah, biaya ini bisa ditekan hingga Rp6 juta,” jelasnya.
Motor listrik hasil konversi ini dirancang dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam dan daya tahan baterai hingga lima tahun. Langkah ini diharapkan tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga mendorong kemandirian energi melalui pemanfaatan energi terbarukan, seperti tenaga surya.
“Kami memiliki visi agar motor dinas yang telah dikonversi dapat menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. Dengan sumber energi terbarukan yang melimpah, Indonesia dapat menjadi lebih mandiri dalam sektor energi,” tambah Prof. Wahyudi.
Program ini diharapkan dapat mendorong tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik di tingkat lokal. Jika seluruh kendaraan dinas di Sukoharjo dikonversi ke motor listrik, dampaknya tidak hanya pada pengurangan emisi karbon, tetapi juga pada peningkatan ekonomi lokal melalui peluang usaha di bidang konversi dan perawatan motor listrik.(dea)