JATENGPOS.CO.ID, PEKALONGAN – Pemerintah Kota Pekalongan di Provinsi Jawa Tengah segera mengevaluasi uji coba pelaksanaan kegiatan pembelajaran tatap muka di sekolah.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekalongan Slamet Budiyanto di Pekalongan, Kamis, mengatakan bahwa evaluasi akan mencakup pengecekan dampak kegiatan belajar mengajar secara tatap muka di sekolah terhadap penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.
Pengecekan dampak dilakukan dengan melakukan pemeriksaan antigen untuk mendeteksi penularan COVID-19 pada guru dan peserta didik secara acak di lima sekolah pelaksana uji coba pembelajaran tatap muka (PTM).
Sekolah yang dimaksud meliputi Sekolah Menengah Atas Negeri 1, Madrasah Aliyah Negeri 1, Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2, Sekolah Menengah Pertama Negeri 3, dan Madrasah Tsanawiyah Azzaky Kota Pekalongan.
Budiyanto mengatakan bahwa pemeriksaan antigen akan dilakukan pada 15 siswa dan 10 guru di masing-masing sekolah yang dipilih secara acak.
“Pelaksanaan tes cepat antigen secara acak bertujuan untuk memastikan pelaksanaan uji coba pembelajaran tatap muka sesuai protokol kesehatan berjalan dengan baik atau tidak, sekaligus sebagai bahan evaluasi kegiatan selanjutnya,” katanya.
“Hingga kini pelaksanaan uji coba PTM belum ada kasus terkonfirmasi positif di sekolah yang telah ditunjuk. Bagi tenaga pengajar dan siswa juga akan dilakukan tes cepat antigen secara ketat sebagai evaluasi hasil uji coba PTM,” katanya.
Ia juga mengemukakan pentingnya disiplin warga dalam menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan menggunakan sabun, dan menjauhi kerumunan pada masa pandemi.
“Kebiasaan mematuhi protokol kesehatan maka akan dapat menghindari dan mencegah penularan COVID-19. Oleh karena, kami berharap masyarakat tetap meningkatkan kepatuhan menjalankan protokol kesehatan secara ketat,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Soeroso mengatakan bahwa dalam upaya mencegah penularan COVID-19 vaksinasi sudah dilakukan pada para guru, mulai dari guru pendidikan anak usia dini dan taman kanak-kanak.
Di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, menurut dia, vaksinasi baru dilakukan pada guru-guru di sekolah pelaksana uji coba pembelajaran tatap muka. (fid/ant)