Dr. Ir. Puji Harsono, M.P.
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta
KEBUTUHAN air tidak hanya bagi generasi saat ini namun juga bagi generasi mendatang. Di sisi lain, perubahan iklim telah berpengaruh besar ke bumi termasuk ketersediaan air. Tak dapat dihindari, hal ini berdampak pada kegiatan pertanian. Selain dampak perubahan iklim, beberapa daerah di wilayah tertentu misalnya beberapa daerah di Sukoharjo juga memiliki tipe lahan kering dengan kadar air yang rendah yang menjadikan kondisi kian menyulitkan petani.
Selama ini masyarakat yang tinggal di lahan kering di Sukoharjo hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber irigasi. Petani di daerah ini mengalami krisis air utamanya pada musim kemarau. Hal ini menyebabkan produktiftas lahan rendah dikarenakan terdapat periode lahan tidak dapat digunakan untuk tindakan budidaya atau dalam kondisi bera. Kondisi lahan kering dengan introduksi teknologi rendah dan produktivitas lahan yang rendah akan bermuara pada kemiskinan (Sukarman et al. 2012). Pendapat tersebut diperkuat oleh Wale & Dejenie (2013) bahwa lahan kering dan kemiskinan masyarakatnya saling bertautan dan saling mempengaruhi. Untuk itu diperlukan introduksi teknologi yang dapat membantu petani mengatasi permasalahan air di lahan kering.
Fakultas Pertanian UNS melalui Program Kemitraan Masyarakat tergerak untuk berkontribusi dalam permasalahan ini. Masalah kekeringan dan kekurangan air dapat diatasi salah satunya dengan teknologi sumur air tanah dalam dengan mesin pompa submersible atau sering disebut sumur sibel. Teknologi ini telah lama dikenal mampu menghasilkan debit air yang lebih besar. Namun, penggunaan sumur dengan pompa submersible harus dipastikan memiliki sumber air dalam yang melimpah. Penggunaan sumur submersible harus bijaksana mengingat kebutuhan air tidak hanya dihadapi oleh petani namun juga warga setempat untuk aktivitas sehari-hari. Untuk itu, diperlukan lebih lanjut teknik pemanfaatan sumur submersible dengan lebih efisien.
Bentuk pengembangan pemanfaatan sumur pompa submersible adalah teknologi sistem pengairan model gravitasi dan penggunaan selang (hose irrigation). Prinsip pengairan model gravitasi adalah menampung air yang diperoleh dari sumur pompa submersible yang kemudian ditempatkan pada penampung air pada tempat yang lebih tinggi. Air didistribusikan dengan penggunaan selang melalui penerapan prinsip gravitasi. Aplikasi irigasi selang (hose irrigation) memastikan pemberian air langsung ke tanaman dan meminimalkan air terbuang. Dengan adanya peningkatan efisiensi penggunaan air, kombinasi ini dapat menjamin sustainabilitas/keberlanjutan sumber daya air.
Kombinasi teknologi sumur pompa submersible, irigasi gravitasi dan penggunaan selang sangat sesuai untuk budidaya utamanya tanaman hortikultura seperti cabai. Kombinasi teknologi ini jauh lebih menghemat air dari pada sistem irigasi penggenangan. Namun, petani harus memastikan selang sebagai komponen distribusi air mampu menjangkau semua tanaman di lahan budidaya. Petani hendaknya memilih jenis selang yang bersifat elastis dan tahan lama. Hal ini untuk kemudahan aplikasi di lahan sehingga saat selang terlipat dapat dengan mudah kembali mendistribusikan air. Meskipun petani membutuhkan tambahan alat berupa penampung air, namun biaya penampung air relatif terjangkau bagi petani.
Kombinasi teknologi sumur pompa submersible, irigasi gravitasi dan penggunaan selang adalah teknologi serbaguna karena tidak hanya dapat digunakan untuk kegiatan pengairan namun juga pemberian pupuk (Fertigasi). Pemberian pupuk dapat dilakukan dengan melarutkan pupuk pada penampung air yang langsung dialirkan ke tanaman. Hal ini juga menjadikan pupuk lebih efisien diserap tanaman. Sehingga kombinasi teknologi ini memiliki beberapa kelebihan diantaranya: 1) lebih hemat air (peningkatan efisiensi penggunaan air), 2) hemat tenaga kerja, 3) hemat listrik yang digunakan untuk memompa air pada sumur pompa submersible, 4) dapat digunakan untuk pemupukan, dan 5) meningkatkan B/C ratio budidaya tanaman.
Penggunaan paket teknologi ini memberikan dampak pada peningkatan pendapatan masyarakat. Pada periode sebelumnya, masyarakat membudidayakan padi 1 kali per tahun atau 2 kali per tahun dengan resiko kegagalan pada penanaman kedua. Introduksi kombinasi teknologi sumur pompa submersible, irigasi gravitasi dan penggunaan selang memungkinkan petani melakukan budidaya tanaman sepanjang tahun. Kombinasi sumur pompa submersible, irigasi gravitasi dan penggunaan selang adalah upaya bijak untuk meningkatkan kesejahteran petani di lahan kering dengan tetap menjaga keberlanjutan sumber daya air. (*)