JATENGPOS.CO.ID, GRESIK – PT Unggul Regantris Digdjojo (URD), Industri manufaktur peleburan dan ekstruksi aluminium profi le di MengantiGresik teraliri gas alam terkompresi (CNG) dari PGN Group pada hari-hari pertama setelah libur Idul Fitri berakhir.
PT. Unggul Regantris Digdjoyo yang berlokasi di Jalan Pelemwatu No. 199 Menganti, Gresik Jawa Timur berlangganan Compressed Natural Gas (CNG) dari PT Gagas Energi Indonesia Regional 2 (“PGN Gagas”) dengan volume minimum 30.000 m3/bulan. PT Unggul Regantris Digdjoyo (URD) merupakan salah satu pelanggan sinergi Gagas dengan PGN Area Surabaya.
Diawali dengan berlangganan CNG, PT Unggul akan segera menerima aliran gas alam lewat jaringan pipa PGN pada akhir tahun 2019. Hal ini sesuai komitmen Gagas Energi Indonesia sebagai anak perusahaan PGN untuk terus meningkatkan value terhadap produk gas bumi melalui moda CNG dan terus agresif melakukan akusisi pelanggan.
Selama ini, PT Unggul Regantris Digdjojo menggunakan bahan bakar batu bara dan solar. Sebagai upaya perusahaan dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih bersih, sehat, bebas polusi, dan ramah lingkungan, maka PT URD memilih Energi Baik berupa CNG dari grup Perusahaan Gas Negara. Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama mengungkapkan, selaku Sub Holding Gas, PGN mempunyai misi menjaga dan memeratakan penggunaan energi baik, yang efisien dan aman.
“Hal tersebut merupakan misi dari segala aksi korporasi PGN Group, tujuannya menciptakan nilai ekonomi yang unggul buat masyarakat maupun pelaku industri,” ungkapnya.
Dia mengatakan, selama ini, ongkos energi bagi pelaku industri cukup signifikan mempengaruhi struktur biaya produksi. Dengan kata lain, sambung Rachmat, jika mayoritas industri menggunakan gas alam yang lebih efisien dan aman, maka penghematan yang signifikan akan dikantongi pelaku usaha.
“Dengan efi siensi sektor energi saja, para pelaku industri bisa menghadirkan harga kompetitif buat produknya, atau menyiapkan dana ekspansi,” tuturnya.
Hal inipun dibenarkan Business & Development Manager PT URD. Andre Hartawan. Menurutnya, penggunaan bahan bakar batubara sebagai bahan bakar utama produksi sebelum penggunaan gas alam dinilai kurang efi sien dan menjadi faktor utama penyebab berbagai kendala terhadap produktivitas mesin dan kualitas produk itu sendiri.
“Dengan adanya gas alam sebagai sumber bahan bakar utama, hal pertama yang dapat kami rasakan secara langsung adalah peningkatan signifi kan terhadap cleanliness area produksi sehingga meja-meja produksi tidak mudah tertutup debu batubara yang dapat menurunkan kualitas produk,” terangnya.
Andre juga mengatakan, penggunaan gas alam juga meningkatkan produktivitas pabrik sehingga lebih efi sien dan efektif. Dicontohkan pada mesin oven saat memakai batubara dibutuhkan waktu ageing (pematangan produk) sekitar 8-9 jam sementara dengan memakai gas alam dibutuhkan waktu ageing hanya sekitar 4 jam.
“Tentu hal ini menjadi faktor yang sangat berpengaruh baik dan signifi kan terhadap produktivitas kami,” ujar Andre.
Andre Hartawan menegaskan keyakinannya bahwa melakukan investasi peralihan bahan bakar dari batubara ke gas alam merupakan investasi yang tepat dan menguntungkan. Terutama dalam mendukung visi misi perusahaan untuk terus berkarya dan melakukan ekspansi produkproduk ekspor ke mancanegara. (aln/mar)