JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Fenomena ikan cupang yang viral dan kembali menjadi tren selama masa pandemi membuat komunitas Pecinta Cupang Lintas Genetik (Paculgeni) bersama 11 Beta Farm menggelar Piala Walikota Betta Contest Surakarta, yang akan digelar 11-13 Juni mendatang.
Ketua Penyelenggara, Endra Sumantri Christo mengatakan, kompetisi ikan cupang yang akan digelar di Solo Paragon Mall tersebut menargetkan 2.500 peserta dari seluruh Indonesia. Mengingat, level kompetisi pertama di Kota Solo yang digelar dengan standar International Betta Contest (IBC) tersebut memang nasional.
“Piala Walikota Betta Contest Surakarta ini akan memperlombakan ikan-ikan cupang yang menjadi peserta dalam 69 kelas dengan memperebutkan 228 piala dan total hadiah sebesar Rp65 juta,” jelasnya kepada wartawan di Sewelas Betta Farm.
Lebih lanjut ia mengatakan, karena kontes tersebut digelar dalam masa pandemi, maka jalannya kompetisi akan benar-benar menegakkan protokol kesehatan. Karena itu, kontes akan digelar secara hybrid, yakni secara offline dan online.
“Jadi teknisnya, pendaftaran ikan peserta melalui website flare.pet, kemudian ikan-ikan yang akan dilombakan akan jemput dan dikirim serta diurus oleh handler yang disepakati. Sehingga selama lomba, hanya ikan-ikannya saja yang ada di lokasi, sedangkan pemiliknya cukup menyaksikan event melalui live Ig @bettacontestsurakarta21 atau di youtube channel Betta Contest Surakarta,” paparnya.
Ditambahkan, owner Sewelas Betta Farm, Giri Notolegowo, selain untuk mendukung program Walikota Solo, Gibran Rakabuming, yakni percepatan pembangunan ekonomi dan pariwisata pasca pandemi, diharapkan melalui kompetisi ini akan ada output berupa data base petani ikan hias, khususnya cupang di Solo Raya. Sebab selama ini sebenarnya banyak petani ikan hias yang potensial di kota bengawan, namun masih berjalan sendiri-sendiri.
“Harapannya setelah ini petani ikan hias, khususnya cupang bisa lebih solid khususnya untuk mengantisipasi jika tren ikan cupang ini mulai mereda. Jangan sampai pendapatan petani juga ikut turun. Karena kualitas ikan hias petani lokal tidak kalah bagus, bahkan ada yang sudah ekspor,” ucapnya. (jay/bis)