KARANGANYAR-Konstelasi Pilkada Karanganyar berjalan dinamis dengan perubahan yang tak terduga. Perlahan tapi pasti pasangan calon (Paslon) di kontestasi lima tahunan merebutkan kursi Bupati dan Wakil Bupati Bumi Intanpari terbentuk.
Pada hari yang sama, Kamis (1/8/2024), buka kartu misteri rekomendasi paslon Ilyas Akbar Almadani-Tri Haryadi dan Rober Christanto-Adhe Eliana diperagakan.
Siang hari itu Partai Golkar Karanganyar menyatakan rekomendasi DPP Partai Golkar untuk paslon Ilyas Akbar Almadani dan Tri Haryadi.
Sebetulnya, Partai Demokrat lebih dulu memberikan rekomendasi untuk paslon Ilyas -Tri Haryadi. Mereka bertemu langsung Dewan Pembina Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan rekomendasi diberikan langsung oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Koalisi Partai Golkar dan Partai Demokrat Karanganyar ini mengaku didukung sejumlah partai non parlemen, Relawan Projo, Bolone Mase, serta Gibran Fans.
Pada malam harinya, rekomendasi Partai Gerindra Karanganyar diberikan kepada paslon Rober Christanto-Ade Eliana. Ketua Partai Gerindra Karanganyar, Ade Eliana yang selama ini masuk di koalisi kebersamaan (PAN, PKS, dan Gerindra) diprediksi akan membawa gerbong besar itu merapat ke PDIP. PKB Karanganyar yang sejak awal memutuskan bersama PDIP meski ada bumbu perbedaan pilihan antara Sulaiman Rasjid yang ingin di koalisi kebersamaan dan Toni Hatmoko yang ingin komitmen di PDIP, bisa bernafas lega karena koalisi kebersamaan dan PDIP tentu menyatukan kembali dua pentolan PKB Karanganyar, Toni dan Rasjid itu.
Namun sebagai catatan tebal, posisi koalisi kebersamaan dan PDIP ini masih bisa berubah karena rekomendasi DPP PKS, PKB, dan PAN bahkan PDIP untuk Pilkada Karanganyar belum resmi keluar.
Setidaknya, dua paslon yang sudah muncul di Pilkada Karanganyar ini membuat peta politik di Bumi Intanpari berjalan dag dig dug. Karena kondisinya akan sangat berbeda dengan peta politik nasional khususnya saat Pilihan Presiden.
Karanganyar Laboratorium Politik Nasional
PSI Karanganyar menjadi satu-satunya partai non parlemen yang belum menentukan dukungan di Pilkada Karanganyar. PSI yang saat ini dinahkodai Kaesang Pangarep yang merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mempertegas ke mana sejatinya arah dukungan Jokowi diberikan.
Berkaca dari peta nasional selama Pilpres, Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang sebelumnya diharapkan tetap bisa solid dari Pilpres ke Pilkada. Dengan merapatnya Partai Gerindra Karanganyar ke PDIP Karanganyar ini, tentu menjadi pertanda pecahnya KIM Karanganyar.
Sebelumnya, Ilyas yang menjadi ketua KIM Karanganyar, pihaknya dengan leluasa memasang foto Prabowo Subianto yang merupakan Presiden terpilih dan ketua Partai Gerindra di alat peraga sosialisasi. Kini setelah resmi rekomendasi Partai Gerindra keluar, ada larangan gambar Prabowo digunakan paslon di luar Partai Gerindra.
Kondisi ini akan mengungkap peta kekuatan politik nasional termutakhir. Yakni bersatunya kekuatan PDIP dan Gerindra, bersatunya kekuatan Megawati dan Prabowo di Karanganyar. Jika benar, Paslon Ilyas-Tri didukung Jokowi-SBY. Dan Rober-Ade didukung Mega Prabowo (Megapro). Maka labolatorium politik nasional itu bernama Karanganyar.
Peta Kekuatan
Koalisi besar yang digagas Ilyas Akbar Almadani nampaknya malah akan berubah arah, koalisi kebersamaan terbawa angin sepoi-sepoi melaju dan perlahan tapi pasti bakal merapat ke PDIP Karanganyar.
Jika benar itu terjadi, maka perolehan kursi Koalisi Golkar Demokrat yakni 9+5=14 kursi di DPRD Karanganyar. PDIP sendiri 15 kursi, Gerindra 4, PKB 5, PKS 5, dan PAN 2 totalnya 31 kursi di DPRD Karanganyar. Belum lagi perolehan kursi DPRD Provinsi Jawa Tengah dan Pusat.
Tentu jika dihitung dari perolehan Pilihan Legislatif (Pileg) gabungan Koalisi Kebersamaan dan PDIP Karanganyar akan lebih unggul dibandingkan Koalisi Partai Golkar dan Partai Demokrat. Namun, jika benar ada Jokowi di koalisi ini. Maka, siapa paslon terkuat belum bisa diprediksi. Konstelasi selanjutnya tentu bakal sangat dinanti. (yas/jan)