JATENGPOS.CO.ID. JAKARTA- Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) baru akan membahas dan menentukan bakal calon wakil presiden pendamping Joko Widodo setelah Pilkada serentak 2018. Pernyataan demikian disampaikan Wakil Sekretaris Jenderal PKB Daniel Johan, Sabtu (3/2). Lantas bagaimana peluang Cak Imin?
“PKB belum membahas masalah pencapresan saat ini karena masih fokus memenangkan Pilkada 2018. Penentuan cawapres PKB dilakukan setelah pilkada selesai sesuai tahapan KPU,” kata Daniel di Jakarta, menanggapi Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA mengenai cawapres terpopuler.
LSI menyebutkan bahwa pada kategori kalangan agama Islam, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi menjadi tokoh yang paling populer di kalangan responden.
Daniel mengatakan, apabila nama Cak Imin mulai populer, itu disebabkan realitas politik di akar rumput yang terus memberikan dukungan dengan mendeklarasikan sebagai bakal Cawapres di Pemilu 2019.
Menurut dia, PKB saat ini masih berfokus memenangi pilkada 2018 sehingga gerakan deklarasi tersebut murni aspirasi massa PKB di tingkat bawah dan menimbulkan efek domino bagi DPC PKB di daerah.
“Semua itu murni gerakan masyarakat yang kemudian disambut dan mendorong semangat struktur DPC PKB dan Ranting untuk bergerak lebih intens dengan masyarakat,” ujarnya.
Ketua Desk Pilkada PKB itu mengatakan kader partainya dan kaum nadliyin sangat semangat bergerak terus mendorong Cak Imin maju dalam Pilpres 2019 meskipun belum ada survei.
Menurut dia kalau sekarang survei menunjukkan Cak Imin semakin menguat dan unggul maka semakin mendorong semangat kader PKB di Pilpres 2019.
“PKB ingin dapat kembali mewujudkan cita-cita politik Gus Dur (Abdurrahman Wahid) yang sempat dijalankan saat menjadi Presiden Ke-4 Indonesia, dan tentunya membutuhkan dukungan masyarakat,” katanya.
Sebelumnya LSI Denny JA memunculkan 12 nama tokoh yang berpotensi menjadi calon wakil Presiden (cawapres) pada Pemilu 2019.
“Ada 12 nama yang populer di kalangan masyarakat. Kami pun membagi nama-nama tersebut berdasarkan latar belakang mereka,” kata Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby di Rawamangun, Jakarta, Jumat (2/2).
Menurut dia, berdasarkan survei yang dilakukan, ada lima kategori latar belakang yang dianggap berpeluang maju dalam bursa cawapres 2019, yaitu militer, kalangan agama Islam, profesional, kepala daerah, dan partai politik.
Adjie menjelaskan terdapat tiga tokoh yang masuk pada klasifikasi berlatarbelakang militer. Mereka adalah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), letnan kolonel TNI yang berhenti dari militer untuk masuk ke dunia politik, lalu mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, serta Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
“Berdasarkan survei, AHY memiliki popularitas sebesar 71,2 persen mengungguli Gatot dengan 56,5 persen, dan Moeldoko sebesar 18 persen,” katanya.
Pada kategori kalangan agama Islam, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Gubernur Nusa Tenggara Barat M Zainul Majdi menjadi tokoh yang paling populer di kalangan responden.
Survei LSI Denny JA digelar pada 7 hingga 14 Januari 2018, melibatkan 1.200 responden, dan meniliki “margin of error” kurang lebih sebesar 2,9 persen. Tujuan survei dijelaskan, untuk mengetahui elektabilitas sejumlah kandidat capres dan popularitas cawapres pada Pemilu 2019. (ant/muz)