JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Presiden Joko Widodo memastikan dan menegaskan stok beras Bulog aman. Hal itu disampaikan saat ia mengecek stok beras di Gudang Bulog Telukan, Kabupaten Sukoharjo, Kamis, (1/2/2024).
Selain itu, Presiden juga menyerahkan bantuan pangan cadangan beras pemerintah berupa beras 10 kilogram kepada masyarakat penerima manfaat.
“Jadi Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni ibu dan bapak mendapatkan bantuan beras. Nanti hitung-hitungan lagi, kalau APBN kita saya lihat masih ada kesempatan lagi bisa di lanjutkan, tapi saya enggak janji. Janjinya yang sampai Juni. Nanti mungkin ada ruang lagi kita bisa di bulan berikutnya,” ungkap Presiden.
Di hadapan para penerima, Presiden menjelaskan alasan pemerintah menyalurkan bantuan pangan tersebut yaitu karena harga beras naik di hampir semua negara. Menurut Presiden, fenomena iklim El Nino telah memberikan dampak pada terganggunya suplai beras di dunia.
“Bantuan itu diberikan karena ada yang namanya musim kering yang panjang sehingga harga beras menjadi naik, itu di seluruh dunia. Dulu, waktu keadaan normal, kita beli beras di semua negara bisa. Sekarang ini beras mereka pegang semua untuk rakyatnya sendiri-sendiri. Sehingga apa? Harga beras karena suplainya berkurang, harga beras menjadi naik,” jelasnya.
Penyaluran bantuan pangan tersebut pun disambut antusias oleh warga setempat. Isti, seorang ibu asal Sukoharjo, merasa sangat senang karena mendapatkan bantuan pangan untuk pertama kalinya.
“Ini pertama dapat bantuan. Alhamdulillah, (Programnya) harus dilanjutkan kan banyak masyarakat yang membutuhkan,” ungkap Isti.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut yakni Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, Bupati Sukoharjo Eti Suryani, dan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Khrisnamurthi.
Dirut Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan program pangan hingga bulan Juni mendatang. Stok beras yang dimiliki Bulog masih cukup.
“Saat ini jumlah totalnya 880 ribu ton yang ada di gudang. Dan ada kira-kira 400 ribu ton yang sedang dalam perjalanan, atau antar pulau. Jadi total kira-kira 1,25 juta ton stok yang ada di Bulog. Jadi jumlahnya cukup untuk memenuhi bantuan pangan dan SPHP,” kata Bayu.
Terkait harga beras yang tinggi, dia mengatakan hal itu karena belum musim panen. Hal itu membuat stok beras masih sedikit.
Untuk menekan kenaikan harga beras, pihaknya akan mengotimalkan dan mengebut penyaluran bantuan pangan, dan program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP). Bulog telah menghitung penyaluran program tersebut ketika masa tenang Pemilu 2024, karena tidak ada aktivitas penyaluran bantuan. (dea)