JATENGPOS.CO.ID – Bagi peserta didik Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari, tidak menarik dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, hanya sedikit sekali peserta didik yang menyukainya, ini terbukti dengan hasil pembelajaran yang diperoleh peserta didik selalu rendah.
Untuk mengubah pandangan tersebut diperlukan suatu cara yang bisa membuat peserta didik tertarik untuk mempelajari matematika. Pembelajaran matematika harus dapat dikemas dalam bentuk yang menyenangkan dan melibatkan semua peserta didik secara aktif, sehingga peserta didik memperoleh sendiri pengetahuan yang harus dimilikinya.
Dengan kemampuan yang dimiliki dapat meningkatkan kreatifitas belajar peserta didik dalam bidang studi matematika, kegiatannya dilaksanakan dalam proses pembelajaran, dengan memaksimalkan keaktifan peserta didik, guru hanya sebagai fasilitator dan motifator.
Dalam pembelajaran konstruktivis peserta didik belajar dengan mengalami sendiri dan membangun pengetahuan sendiri dari pengalaman yang dialaminya, dan pada akhirnya belajarnya menjadi bermakna, bila belajarnya bermakna maka kreatifitas belajar peserta didik teratasi.
Dalam pembelajaran persamaan garis lurus dengan pendekatan konstruktivis dapat meningkatkan kreatifitas belajar peserta didik terbukti dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik yang selalu meningkat dengan kata lain anak yang mengalami peningkatan kreatifitas belajar meningkat, ditunjukkan dari hasil observasi yang diperoleh peningkatan aktivitas, peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Adapun untuk hasil bahwa pembelajaran dengan pendekatan kostruktivis meningkatkan respons peserta didik dalam pembelajaran, dan memacu peserta didik untuk belajar mengkonstruksi sendiri materi pelajaran yang sedang dipelajari dan bila mengalami kesulitan peserta didik dibantu teman sekelompoknya yang terlebih dahulu memahami materi yang dipelajari dan bila dalam suatu kelompok tidak ada yang bisa menyelesaikan kesulitan yang dihadapi langsung bertanya pada guru.
Penyebab kurangnya kreativitas belajar yang dihadapi peserta didik sangatlah komplek, yang datang dari peserta didik sendiri misalkan kurangnya pengetahuan prasyarat yang dimiliki peserta didik, masalah sosial dan lain-lain. Adapun kreativitas belajar peserta didik disebabkan oleh guru misalnya, guru dalam proses pembelajaran tidak mengikutsertakan peserta didik dalam pembelajaran secara aktif, peserta didik hanya disuruh menghafal rumus-rumus, menerima konsep-konsep yang ada tidak melakukan sendiri. Sehingga hasilnya kurang bermakna dan tidak terekam dengan baik pada otak peserta didik.
Adapun usaha yang akan dilakukan untuk mengupayakan belajar bermakna pada mata pelajaran matematika dengan Pembelajaran Konstruktivis. Sedangkan pendekatan pembelajaran dalam Artikel ini menggunakan pendekatan konstruktivis melalui Modul Peserta didik yang peneliti buat secara berstruktur sehingga peserta didik bisa membangun pengetahuannya sendiri dengan jalan menyelesaikan Modul Peserta didik secara berkelompok.
Pembelajaran Konstruktivis diharapkan peserta didik mampu membangun pengetahuannya sendiri yang diperoleh dari pengalaman yang dialaminya dan dapat pula menghubungkan dengan pengalaman yang lalu (Pengetahuan Prasyarat) yang dimilikinya.
Konstruktivisme melandasi pemikirannya bahwa pengetahuan bukanlah sesuatu yang given dari alam karena hasil kontak manusia dengan alam, tetapi pengetahuan merupakan hasil konstruksi (bentukan) aktif manusia itu sendiri. Pengetahuan bukanlah suatu tiruan dari kenyataan (realitas). Pengetahuan bukanlah gambaran dari dunia kenyataan yang ada. Pengetahuan selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif kenyataan melalui kegiatan seseorang.
Pendekatan konstruktivis berkembang beberapa tahun terakhir ini, pendekatan yang digunakan dalam melaksanakan pembelajaran ini memberikan perhatian khusus pada pengetahuan dan belajar serta menentukan metode mengajar yang dapat membantu guru dalam membimbing peserta didik untuk memahami dunia yang dihadapinya.
Prinsip Pendekatan Konstruktivis yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mengelola proses pembelajaran, yaitu:
- Peserta didik diberi masalah yang sesuai dengan kehidupannya;
- Penstrukturan belajar pada konsep primer;
- Menjajagi dan menghargai pendapat peserta didik;
- Kurikulum disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik;
- Menilai belajar peserta didik dalam konteks mengajar.
Konstruktivis mengembangkan pemikiran peserta didik akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan ketrampilan barunya;
- Pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge);
- Pemerolehan pengetahuan baru (acquiring knowledge);
- Pemahaman pengetahuan (understanding knowledge);
- Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman (applying knowledge);
- Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan tersebut (reflecting knowledge).
Peserta didik yang memiliki ketahanan pribadi yang tinggi akan berusaha menggunakan potensinya sendiri dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan dan dia malu apabila harus mencontoh hasil pekerjaan teman-temannya. Peserta didik akan lebih berani mencoba mengerjakan tugas-tugas (kelompok maupun individu) walaupun secara psikologis resikonya sangat besar menurut peserta didik, misalnya disalahkan, dicemooh, atau pandangan negatif lainnya.
Pada saat pembelajaran kelompok, peserta didik yang memiliki ketahanan pribadi tinggi akan lebih terbuka, berani bertanya, berani mengemukakan pendapat walaupun beresiko, misalnya diejek, dianggap sok tahu, dianggap bodoh dan lain-lain predikat negatif.
Dengan pendekatan konstruktivis dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam belajar kelompok.Terdapat peningkatan rata-rata hasil ulangan. Adanya peningkatan respons peserta didik terhadap pembelajaran.Pembelajaran dengan pendekatan konstuktivis dapat meminimalkan kesulitan belajar peserta didik.
Secara klasikal, peningkatan hasil belajar matematika peserta didik sangat bergantung dari keterlibatan guru dalam malakukan analisis materi pelajaran dan bagaimana guru berperan dalam mendampingi peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.
Dengan menggunakan metode pendekatan konstruktivis dapat meningkatkan kreatifitas belajar matematika peserta didik, dapat meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didik, dapat meningkatkan kreatifitas belajar dan meningkatkan prestasi belajar matematika peserta didikSMP Negeri 1 Pulokulon
Pendekatan ini ditulis untuk mengajak teman guru dapat melanjutkan kegiatan serupa guna meningkatkan mutu pendidikan.Pada suatu proses pembelajaran hendaknya guru menggunakan metode/pendekatan yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan melakukan analisis materi pelajaran yang akan disampaikan serta berperan dalam mendampingi peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.