JATENGPOS.CO.ID, SOLO- Kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Khorasan atau ISIS-K muncul di tengah konflik yang terjadi di Afghanistan. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Boy Rafli Amar masih menyelidiki adanya kemungkinan ancaman ke Indonesia.
“Penyelidikan intelijen (terkait ISIS-K) tetap berjalan, kan selama ini tanpa peristiwa Afghanistan kita terus melakukan penyelidikan potensi ancaman,” kata Boy usai meninjau vaksinasi eks-narapidana terorisme (napiter) di RSUD Bung Karno Solo, kemarin.
Salah satunya ialah melakukan patroli di media sosial. Selain ISIS ataupun ISIS-K, Boy juga mengingatkan masyarakat agar tidak perlu terpengaruh dengan kelompok yang pro-kekerasan.
“Jangan terpengaruh, bagaimanapun Taliban, Al-Qaeda, adalah organisasi yang mengusung kekerasan. Ini tindakan yang tidak tepat buat kita sebagai bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila,” ujarnya.
Boy menyebut telah menemukan sejumlah pihak yang bersimpati kepada kelompok-kelompok tersebut. Namun menurutnya, belum ada gerakan yang membahayakan.
“Sosial media sudah pasti, ada cyber patrol, dideteksi mana info yang membahayakan, provokasi, upaya kita jangan sampai provokasi mereka diikuti oleh masyarakat kita,” kata Boy.
“Ada beberapa penemuan, tapi masih sifatnya bersimpati, belum ada yang sifatnya membahayakan. Sementara masih diawasi intelijen, belum masuk ke ranah-ranah yang melanggar hukum, kita ingatkan, kita imbau,” imbuhnya.
Terkait jumlah kombatan asal Indonesia yang masih berada di Afghanistan, Boy mengaku masih belum bisa memastikan. “Masih belum bisa dipastikan, karena ada yang pindah dari Syiria ke sana (Afghanistan),” tutupnya.
Sementara itu, situasi terkini di Afghanistan, Kelompok Taliban menyusun struktur kabinet pemerintahannya. Disebut, pengumuman akan dilakukan dalam waktu dekat.
Dilansir dari Reuters, Juru Bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan pengumuman itu akan disampaikan minggu depan. Tapi dalam pesan suara, kemudian dia mengatakan susunan kabinet baru akan jelas, “dalam satu atau dua minggu.”
Mujahid juga mengutuk serangan pesawat tak berawak AS semalam terhadap ISIS-Khorasan. Meskipun, serangan tersebut adalah serangan balasan terhadap bom bunuh diri di Bandara Khabul. “Serangan yang jelas di wilayah Afganistan,” katanya.
Dia mengimbau AS dan negara barat lainnya untuk mempertahankan hubungan diplomatik setelah penarikan militer selesai. Diharapkan, semua militer AS dan negara barat lainnya selesai dilakukan.
Rudal Hellfire
Pentagon menggunakan rudal Hellfire khusus yang tidak membawa bahan peledak untuk menyerang militan ISIS di Provinsi Nangarhar di Afghanistan timur, Afghanistan. Amerika Serikat (AS) lancarkan serangan udara sebagai pembalasan atas serangan bom bunuh diri di bandara Kabul .
Serangan udara, yang dilakukan oleh pesawat tak berawak Reaper yang diterbangkan dari wilayah Teluk Persia, menewaskan dua militan yang terkait dengan ISIS-K dan melukai seorang lainnya, pada Jumat malam.
Rudal yang digunakan oleh AS dalam serangan udara itu disebut rudal R9X, tidak aktif. Alih-alih meledak, senjata itu mengeluarkan enam bilah lingkaran besar yang disimpan di dalam kulit rudal, yang dikerahkan pada menit terakhir untuk menghancurkan target serangan.
Ini memungkinkan komandan militer untuk menentukan target mereka dan mengurangi kemungkinan korban sipil. “Kami tahu tidak ada korban sipil,” kata Mayjen Angkatan Darat William “Hank” Taylor melansir NBC News. (dbs/dtc/muz)