26.8 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Talkshow Implementasi Program Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga di Iran dan Indonesia

JATENGPOS.CO.ID,  DEMAK – Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kab. Demak (P2PA) Memenuhi undangan Zoom Meeting  dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia  dengan Tema Talkshow Sharing Best Practices On The Empowerment Program Of WHH In Indonesia and Iran yang diikuti oleh Kasi PPA Ana Istiqomah, S.Psi, P.Si, dengan peserta dari Kementrian/Lembaga, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kab/Kota, Mitra Pembangunan dan Organisasi Internasional dan Lembaga Masyarakat Sipil. Acara bertujuan  untuk Meningkatkan Pemahaman Bersama Terkait Program Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Kepala Keluarga Baik Yang Dilakukan Oleh Pemerintah Maupun Lembaga Masyarakat.

Pada kesempatan itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyampaikan kepada Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga, Y.M. Dr. Masoumeh Ebtekar.

Indonesia berharap bahwa Kemitraan antar dua negara akan lebih kuat di masa depan, terutama di bidang pemberdayaan perempuan. Sebab dari 270 juta lebih penduduk Indonesia, setengahnya adalah wanita atau sekitar 49,42%. Dari jumlah tersebut, 53,6% adalah wanita usia produktif, dan ada 91,2 juta keluarga, serta 84,4 juta anak atau 31,6%.  Dampak pandemik covid-19 pada perempuan telah menyebabkan penurunan pendapatan bagi 66% perempuan dibandingkan dengan 61% laki-laki.  Hal ini juga memukul pendapatan wanita dari tabungan dan investasi lainnya sebesar 61%.

Baca juga:  OTS 2 Pelukis Nusantara 2025, Melukis 'On The Spot' Dorong Wisata Heritage Kabupaten Semarang

Lockdown telah memaksa 63% wanita menghabiskan lebih banyak waktu mereka, sementara hanya 59% pria yang melakukan hal yang sama.  Kondisinya lebih buruk jika kita berbicara tentang perempuan kepala keluarga karena mereka biasanya hidup di garis kemiskinan bahkan sebelum pandemi. Lebih banyak perempuan menjadi kepala rumah tangga karena kematian suami mereka, dan lebih banyak anak menjadi yatim piatu karena kematian orang tua mereka.

“Sesuai Instruksi Presiden ada lima Program Prioritas Perempuan dan anak. Yaitu meningkatkan pemberdayaan perempuan berperspektif gender kewirausahaan, peran Ibu dan keluarga pada anak peningkatan pendidikan dan pengasuhan, mengurangi segala kekerasan terhadap perempuan dan anak, terakhir adalah mengurangi pekerja anak dan mencegah pernikahan anak,” jelas Bintang.

Baca juga:  Nataru Di Rumah Saja

Sementara itu Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanita dan Urusan Keluarga, Y.M. Dr. Masoumeh Ebtekar menyampaikan bahwa Indonesia dan Iran sepakat bahwa ketahanan keluarga adalah kunci utama pencegahan masalah perempuan dan anak. Pemerintah Iran merasa keluarga merupakan pondasi terpenting bagi negara.

Kami melakukan kajian dan juga intervensi langsung terhadap keluarga-keluarga hingga ke tingkat daerah serta menggandeng ulama untuk membantu pemerintah dalam mengedukasi dan meningkatkan ketahanan keluarga,” ujar Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Wanitadan Urusan Keluarga, Y.M. Dr. Masoumeh Ebtekar.

Membangun ketahanan keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya dengan mendorong para perempuan untuk duduk sebagai pengambil keputusan dan mengutamakan pendidikan bagi perempuan.

Hadir juga dalam kesempatan itu Deputi bidang kajian strategis kantor wakil presiden urusan perempuan dan keluarga Doktor Susan Bestani, Wakil menteri kewirausahaan dan ketenagakerjaan kementrian koperasi Iran Doktor Ihsa Mansouri, dan Deputi bidang kesetaraan gender kementrian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Dra. Leny Nurhayanti Rosalin, M.Sc.

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya