JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Budidaya ikan lele di Desa Wonosari, Kecamatan Bonang menjadi potensi desa untuk mengembangkan ekonomi rakyat. Hanya saja, sampai sekarang usaha pembibitan di kampung tersebut belum bisa maksimal. Akhirnya para peternak lele membeli bibit lele dari daerah lain, seperti Magelang.
Kepala Desa Wonosari, Salfudin SH mengatakan, budidaya ikan lele yang dikenalkan Heru Eko Catur tersebut diakui mampu menggerakkan minat warga untuk beternak lele. “Tapi, memang kita masih sulit melakukan pembibitan,”katanya.
Berdasarkan penelitian dari Undip Semarang, yang dilakukan para ahli, banyak ikan lele yang diproses untuk pembibitan mati lantaran keracunan air. Kondisi air kurang jernih sehingga lele dapat bertelur namun tidak bisa menetas.
“Ini menjadi kendala para peternak,”kata dia. Dia menambahkan, warga memang bercit-cita untuk melakukan pembibitan sendiri sehingga keuntungan usaha berlipat. Namun, karena belum memungkinkan, warga hanya membesarkan lele dengan pembelian bibit lele dari luar daerah.
Menurutnya, warga Wonosari membuat kolam lele memanfaatkan air dari Sungai Kalijajar. “Desa kami ini sejak ada budidaya jambu dan lele serta pengasapan ikan, tidak pernah sepi. Bahkan, desa ini dikenal sebagai kampung yang tidak pernah tidur. Sebab, perputaran ekonomi berlangsung 24 jam,”jelasnya.
Menurutnya, usaha ternak lele, jambu dan asap ikan memang telah membuat warganya lebih sejahtera. “Jambu Demak asal Wonosari sudah dikenal dimana-mana. Pun, lele yang dijual ke luar daerah juga banyak dimanfaatkan oleh para pedagang dipasar tradisional, termasuk warung Lamongan,”katanya.
Kades Salfudin mengaku bangga karena desa kini menjadi jujukan studi banding daerah lain. Bahkan, pemerintah juga terus menggelontorkan bantuannya untuk memperkuat usaha bule dan pengasapan ikan tersebut.
“Hampir setiap warga Wonosari ini punya kolam ikan lele. Minimal 3 hingga 5 kolam. Ada sekitar 1.500 kepala keluarga (KK) yang punya tambak dari jumlah penduduk yang mencapai 5 ribu jiwa,”katanya. (*)