spot_img
27.4 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Berdayakan Petambak Garam Agar Punya Posisi Tawar yang Tinggi

JATENGPOS.CO.ID, DEMAK –  Persoalan harga garam kerap menjadi polemik di masyarakat petambak garam. Diantaranya, soal turunnya harga garam saat panen raya. Pada awal panen harga garam cenderung menurun. Jika sebelum panen per zak dahlia laku Rp 25 sampai Rp 30 ribu kini ditawar tengkulak Rp 15 sampai Rp 20 ribu. Disinilah perlunya pemberdayaan petambak garam agar punya posisi tawar yang tinggi.

Salah satu petani garam dari Desa Kedungmutih, Kecamatan Wedung Mashuri mengatakan, tahun ini harga garam sangat rendah jika dibanding tahun lalu. Tahun lalu garam masih laku Rp 50 ribu perkuintal. Namun pada musim garam tahun ini laku Rp 30 perkuintal.

“ Padahal untuk harga Rp 50 ribu saja keuntungan petambak sangat minim,”katanya.

Baca juga:  Juyamin Pernah Jadi Duta Kementerian untuk Pengolahan Ikan Asap

Mashuri mengatakan, mestinya harga garam diatas Rp 70 ribu perkuintal. Jika harga di bawah itu petambak bisa merugi. Untuk itu pihaknya berharap kepada pemerintah memberikan bantuan peralatan untuk membuat garam yaitu geomembran. Dengan adanya bantuan geomembran petambak bisa terkurangi beban operasionalnya.

Hal serupa disampaikan petambak garam Desa Kedungmutih Solikin. Dirinya berharap mendapat bantuan geomembran dari pemerintah. “Saat ini saya menggarap lahan seluas 1 hektar dan membutuhkan geomembran 6 gulung dengan harga yang sangat tinggi Rp 24 juta. Selain itu saya membutuhkan modal lagi untuk membeli kincir angin, pompa air kecil dan peralatan panen lainya,”kata dia.

Solikin berujar, beberapa tahun yang lalu ketika harga garam tinggi hal itu tidak  dirasakan karena bisa tertutup dari hasil panen. Namun melihat harga garam yang cenderung turun dan musim yang selalu hujan pihaknya tidak bisa berbuat apa dan menunggu bantuan dari pemerintah.

Baca juga:  431 Pelaku Wisata Kabupaten Semarang Terima Sembako

“Jika tidak ada bantuan kami hanya memakai membrane bekas yang masih ada, meski hasil panen tidak bisa maksimal,’kata dia.

Kepala Dinlutkan Pemkab Demak, Fathkurrahman melalui Plt Kabid Budidaya, Sulchan mengatakan, harga garam turun biasanya terjadi karena adanya permainan tengkulak.

“Karena itu, kita berdayakan petambak garam lebih memiliki posisi tawar yang tinggi. Diantaranya dengan adanya resi gudang. Tujuannya saat panen garam bisa dititipkan di gudang dan petmbak bisa dapat resi untuk dijaminkan diprbankan sehingga harga garam bisa lebih tinggi,”katanya. (*)

spot_img

TERKINI