JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Salah satu cara mengenang sejarah dalam pengembangan ekonomi masyarakat Desa Wonosari, Kecamatan Bonang adalah dibangunnya tugu atau monument budidaya ikan tawar. Yaitu, ikan lele.
Tugu yang dibangun diatas lahan tepi saluran air dan samping gapura masuk desa tersebut menjadi kenangan tersendiri bagi Juyamin, pendiri dan penggagas pusat pengasapan ikan asap indah Wonosari.
“Hal yang saya ingat dan terus diingat adalah pendirian tugu ikan lele di batas masuk desa. Ini sebagai penanda sekaligus penyemangat kami dalam mengembangkan potensi perikanan dari Desa Wonosari. Meskipun desa kami jauh dari laut, tapi desa kami bisa menghasilkan produksi ikan laut berupa ikan asap. Selain itu, juga menghasilkan sentra budidaya ikan lele yang juga bisa dijadikan ikan asap,”katanya Juyamin.
Juyamin juga masih teringat jketika hendak mendirikan pengasapan ikan asap indah harus studi banding dulu ke berbagai daerah, termasuk ke pemindangan ikan di Klungkung, Provinsi Bali dan Indramayu, Jawa Barat. Termasuk studi banding ke Jogjakarta sebagai bagian dari upaya membuka jejaring pemasaran ikan asap.
“Bahkan, tembok pagar pengasapan ikan Wonosari juga saya lukis dengan gambar gambar yang mencerminkan atau menggambarkan bagaimana dulu pemasaran ikan dilakukan para orang tua kita yang mengawali usaha ikan asap ini,”katanya.
Menurutnya, dengan adanya tugu atau monument ikan lele emas dan gambar dipagar pengasapan ikan tersebut akan selalu menjadi pengingat bagi generasi muda Desa Wonosari bahwa jerih payah telah dilakukan para orang tua dalam mendirikan usaha asap ikan tersebut.
“Jas merah. Jangan lupan sejarah. Maka, sejarah itu telah terukir di tugu lele dan pagar pengasapan ikan Wonosari. Semua ada nilai filosofinya,”ujar Juyamin. (*)