32.2 C
Semarang
Senin, 7 Juli 2025

Penyuluhan Gizi Menghindarkan Anak dari Bahaya Stunting

JATENGPOS.CO.ID,  DEMAK – Banyaknya kasus stunting di desa-desa menjadi fokus perhatian tersendiri dari pemerintah. Jika dibiarkan, stunting ini berakibat menurunnya kualitas sumber daya manusia di Idonesia. Adapun stunting sendiri adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang berlangsung secara berkesinambungan dengan efek yakni terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Selain itu efek dari kekurangan gizi menahun, kondisi bayi stunting tidak bisa normal seperti bayi lainnya. Mereka memiliki tubuh lebih pendek dari balita yang seumurnya. Namun yang harus diketahui, anak stunting itu pasti bertubuh pendek, sementara yang bertubuh pendek belum tentu stunting.

Selain itu dampak kedepannya adalah pada perkembangan otak, rendahnya kemampuan kognitif yang akan mempengaruhi prestasi sekolah dan keberhasilan pendidikan, Dalam jangka panjang, kekurangan gizi pada awal kehidupan akan menurunkan produktivitas dan kemudian menghambat pertumbuhan ekonomi.

Baca juga:  4 Kabupaten Kota Tak Dapat Vaksin, Ganjar Pertanyakan Pusat

Meski demikian, hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka stunting berada pada 27,67 persen pada tahun 2019. Walaupun angka stunting ini menurun, namun angka tersebut masih dinilai tinggi, mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen.

Untuk menghindarinya cukup mudah, calon ibu hanya minum asam folat, periksa hb (hemoglobin), minum tablet tambah darah gratis dari Puskesmas. Untuk menghindari bahaya stanting pada balita, kemarin dilakukan penyuluhan gizi di Desa Pasir Kecamatan Mijen Demak.

Kadinpermades P2KB Kabupaten Demak Drs. Daryanto, MM melalui Kabid P2PP Sukardjo, SKM, M.Kes kepada wartawan menjelaskan, penyuluhan ini bertujuan agar gizi anak saat masih dalam kandungan sudah terjaga sehingga tidak terjadi stunting pada balita di kemudian hari. Pasalnya stunting ini menjadi salah satu penyebab turunnya kualitas SDM di masa mendatang jika tetap dibiarkan. Dalam penyuluhan ini diberikan pengetahuan tentang makanan bergizi bagi anak, serta bahaya dari kurang gizi yang berakibat pada gizi buruk.

Baca juga:  Kerja Sama Pemkab Semarang-Kejari Wujudkan Pemerintahan Bersih Transparan

“Total ada 40 anak di Desa Pasir ini, untuk itu akan diadakan program pemberian makanan bergizi tinggi selama 120 hari atau empat bulan ke depan yang diambilkan dari dana desa. Dengan pemberian makanan tambahan ini diharapkan Balita bisa tumbuh dengan baik dan Berat badan bisa naik dan bebas dari Stunting,” pungkasnya.(*)

TERKINI

Rekomendasi

Lainnya