25.7 C
Semarang
Selasa, 26 Agustus 2025

Targetkan Lulus Tiga Tahun Turunkan Stunting Pemkot Dapat Dukungan PT Riau Andalan Pulp and Paper dan Tanoto Foundation

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang mendapat dukungan dari PT Riau Andalan Pulp and Paper dan Tanoto Foundation yang diwujudkan melalui penandatanganan MoU program percepatan penurunan stunting. MoU ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengejar target nasional terkait penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen pada tahun 2024.

“Pemerintah Kota Semarang dengan Tanoto Foundation melaksanakan kerja sama dalam rangka penurunan angka stunting. Di Jawa Tengah ada tiga yang dijadikan percontohan yaitu Brebes, Semarang, dan Banyumas,” ujar Pelaksana tugas atau Plt. Wali kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu di Loby Kantor Wali Kota Semarang, Senin (14/11).

Kerja sama ini menurut Ita rencananya akan berjalan dalam kurun waktu tiga tahun. Pada tahun pertama ada dua kelurahan yang menjadi lokasi sasaran program kerja sama ini, yaitu Kelurahan Tanjung Mas dan Kelurahan Kemijen. Kedua kelurahan tersebut juga termasuk dalam tujuh kelurahan dengan tingkat ekonomi terendah di Kota Semarang. Harapannya, pada tahun kedua dan ketiga akan lebih banyak kelurahan yang dijangkau.

Baca juga:  Pedagang Tamansari Kibarkan Bendera Kuning

“Saya berharap kerja sama ini berhenti (maksimal) dalam tiga tahun karena itu artinya jumlah stunting di Semarang sudah zero (nol). Selama tiga tahun ini harapannya orang tuanya dapat berkomunikasi, anak-anaknya bisa lulus dan sehat dari stunting. Termasuk nantinya ada rumah singgah untuk anak stunting,” tutur perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut.

Sementara itu, direktur program Early Childhood Education Development Tanoto Foundation, Eddy Hendry menjelaskan ada empat kegiatan utama dalam kerjasama ini. Yakni kampanye peningkatan pemahaman tentang stunting yang termasuk di dalamnya mengajak remaja untuk bisa berperan aktif. Selain itu mengusahakan komunikasi strategi perubahan perilaku. Langkah berikutnya adalah melaksankaan pelatihan TPK (Tim Pendamping Keluarga) supaya mereka dapat memfasilitasi keluarga yang mengalami stunting dan memberikan rujukan bila perlu. Sedang yang keempat menyediakan rumah atau sentra di mana pendampingan bisa dilakukan kepada orang tua anak yang mengalami stunting.

Baca juga:  Spanduk "Mas Dar" Dukungan Maju Pilgub Jateng Bertebaran di Semarang

“Ada tiga faktor penyebab stunting yaitu pola makan, pola asuh, dan pola sanitasi. Contohnya di kawasan pesisir yang akses untuk mendapatkan ikannya mudah kenapa masih ada anak yang stunting? Karena ternyata masyarakat pesisir itu tidak mengolah ikan menjadi makanan berprotein hewani yang diberikan kepada anaknya. Jadi itu sebenarnya pemahaman pendidikan yang ingin kita sampaikan,” tandas Eddy. (sgt/rit)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya