JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Kebijakan dan fasilitas untuk perubahan sumber daya manusia (SDM) selama ini bertumpu dari kalangan pendidik. Namun pendidik sering kali tidak mempersiapkan peserta didik untuk berakselerasi meningkatkan kualitas. Sedangkan, anak-anak sekolah dalam berliterasi merasakan seperti kegiatan formalitas, tidak tahu sebatas mana kemampuan mereka dalam berekspektasi.
Pernyataan demikian disampaikan Rektor Universitas Ngudi Waluyo (UNW) Ungaran Prof Dr Subyantoro, M.Hum saat membuka Seminar Deep Learning “UNW Berdampak: Implementasi Pendidikan Pembelajaran Mendalam” sekaligus melaunching Platform: Literasikan di aula Aula HM Iskak Soepardi Kampus UNW Ungaran, Rabu (20/8/2025).
“Seiring pendidik yang terus ditingkatkan kualitasnya, perlu menyiapkan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Melalui aktivitas membaca kritis dapat memahami yang dibaca, program literasi sekadar semacam seremonial, tidak tahu sesungguhnya mereka memiliki kompetensi,” ujarnya.
Prof Bi —panggilan akrabnya— berharap dengan kehadiran platform: Literasikan, para pendidik bisa menyiapkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis yang belum optimal. Platform ini bisa menjadi pelengkap upaya pemerintah untuk mengimplementasikan Pembelajaran Mendalam yang tengah dijalankan.
“Pembelajaran mendalam tidak akan bisa maksimal dilaksanakan jika siswanya kemampuan berpikir kritisnya masih belum maksimal. Semoga berkenan untuk mencobakan literasi Platform: Literasikan ini untuk mendukung implementasi program mendatang Pembelajaran Mendalam,” jelasnya.
Kustrisaptono, Kepala Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyampaikan, pendidik menyelaraskan pengetahuan yang sudah diperoleh melalui sosialisasi dari Kementerian maupun sosialisasi dilakukan oleh Dinas Pendidikan bersama para pengawas sekolah.
”Tentunya lebih komplit kalau banyak mendengarkan atau membaca literasi. Jadi, terima kasih UNW Ungaran melaunching ‘Literasikan’. Bapak Mendikdasmen Abdul Mu’ti sering menyampaikan bahwa generasi kita ini punya budaya scrool culture, punya karakter suka membaca tapi tidak memahami dengan detail apa yang dibaca,” ujarnya saat memberikan sambutan.
Narasumber seminar Enang Ahmadi, Widyaprada Ahli Utama Direktorat Guru Pendidikan Dasar Kemendikdasmen menyampaikan pemeritah dalam menyiapkan Generasi Emas 2045 melakukan berbagai kajian dan riset membuat strategi kurikulum unggulan mewujudkan generasi handal mendatang.
“Kementerian Pendidikan mengupayakan bagaimana kita mewujudkan Generasi Emas. Dibuatlah semacam riset dilakukan oleh Kementerian, kemudian lahirlah apa yang disebut Pembelajaran Mendalam. Sebelumnya kita sudah evaluasi ternyata di permukaan banyak yang sebatas paham, tapi tidak mampu mencipta menyiapkan analikal anak didik kita,” jelasnya. (muz)












