27.6 C
Semarang
Rabu, 27 Agustus 2025

Karena Normalisasi Sungai Pemprov Jateng, Sawah 4 Desa di Demak Kini Bisa Ditanami Padi Kembali, Wagub Taj Yasin: Upaya Lintas Pihak Berhasil

JATENGPOS. CO. ID, DEMAK – Karena normalisasi sungai yang dilakukan pemerintah provinsi Jateng, lebih dari 450 hektare (ha) lahan persawahan dari 512 ha di empat Desa, di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, yang dulunya menjadi lahan tidur karena banjir, kini bisa ditanami padi kembali. Diantaranya di Desa Dukun, Klitih, Pidodo, dan Kedunguter.

Hal itu karena pemerintah Provinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan lintas instansi berhasil memulihkan lahan pertanian dengan program normalisasi irigasi sungai bersama lintas sektor. Terlebih pada musim kemarau ini, mendukung upaya percepatan pemulihan sawah dari banjir.

Kolaborasi program yang melibatkan lintas pihak itu di antaranya Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun), Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya (PUBMCK), Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, PT Pertamina Patra Niaga Regional Jateng-DIY, Pemadam Kebakaran, PT Corin Mulia, PT NBI, hingga PT Djarum, dan lain-lain.

Rifan, salah satu petani di Desa Dukun, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak, terbata-bata saat menyampaikan perasaannya di hadapan Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Taj Yasin. Dia mengucapkan rasa terimakasih karena areal persawahan di desanya kembali bisa ditanami, usai mangkrak beberapa musim tanam karena banjir melanda.

“Terimakasih sudah dibantu normalisasi (sungai). Tapi kalau sudah dikeruk sungai yang di sini, sampai desa sebelah harus dinormalisasi. Mumpung ini menuju musim kemarau, kemarin musim hujan baru nandur (menanam) sebentar langsung banjir lagi,” katanya dalam kegiatan Wiwitan Tandur Pari bertema ‘Sinergi Penanganan Sawah Terdampak Banjir untuk Peningkatan Produksi Padi di Kabupaten Demak’, di Desa Dukun, Kecamatan Karengtengah, Rabu, 27 Agustus 2025.

Dia juga meminta, agar normalisasi aliran irigasi juga diperluas di wilayah tetangga seperti Desa Dukun Lor. Termasuk memperbaiki pintu air, dan betonisasi jalan sepanjang 700 meter.

Petani lainnya, Sayugo, berharap agar panan padii di Desa Dukun bisa bagus hasilnya. Apalagi sudah beberapa musim tanam petani tak menanam padi karena lahan persawahan kebanjiran.

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, mengatakan, upaya bersama lintas pihak termasuk oleh masyarakat membuahkan hasil. Dimulai pada 3 Juli 2025 lalu, dia menyaksikan masyarakat dan lintas instansi pemerintahan serta swasta terlibat dalam normalisasi aliran Sungai Pelayaran kurang lebih sepanjang 300 meter. Di mana Sungai Pelayaran itu menjadi penghubung antara aliran irigasi yang melintasi areal persawahan menuju Sungai Wonokerto di sisi hilir.

Baca juga:  Dua Pelaku Pengeroyokan Maut Jembatan Kaligarang Mengaku Ditantang Korban

“Pada 3 Juli 2025 lalu saya kesini. Luasan tanah total sekitar 512 hektar masih terendam air, Alhamdulillah saat ini sudah kering dan sudah bisa ditanam lagi,” katanya.

Taj Yasin mengatakan, sebelumnya Kabupaten Demak merupakan wilayah penyumbang komoditas padi nomor tiga di Jateng. Akan tetapi peringkatnya turun menjadi nomor lima. Untuk itu perlu digenjot lagi produksi padinya, khususnya terus mempertahanlan Jateng sebagai penumpu pangan nasional.

“Tidak hanya di Kecamatan Karangtengah, tetapi kami juga melihat keseluruhan di Kabupaten Demak. Mana potensi yang bisa kita kembangkan lagi, kita kembalikan lagi, kita tanam lagi. Yang saat ini tadi sudah saya sampaikan untuk bisa dikerjakan bersama-sama,” ucapnya.

Dia mencontohkan di Kecamatan Mijen, Kabupaten Demak, ada 7.000 ha potensi lahan yang bisa digenjot dengan ditanami padi. Dengan begitu, Demak bisa meningkatkan produksi padi agar terus konsisten menjadi salah satu wilayah penyumbang terbesar untuk Jateng.

Kepala Distanbun Jateng, Defransisco Dasilva Tavares, mengatakan, Kabupaten Demak merupakan salah satu sentra produksi padi utama di Jateng dengan kontribusi terhadap produksi provinsi sebesar 8,89%. Khusus di Kecamatan Karangtengah merupakan salah satu sentra penghasil produksi padi di Kabupaten Demak dengan capaian luas tanam seluas 4.951 ha hingga pada Juli Tahun 2025.

“Akan tetapi, puncaknya pada awal tahun 2025, terjadi banjir yang menyebabkan kerusakan dan genangan lahan sawah seluas 512 hektare di Kecamatan Karangtengah termasuk di Desa Dukun,” katanya.

Hal itu menimbulkan kerugian cukup banyak, mencapai Rp18 miliar per musim tanam. Rinciannya, bila produktivitas panen gabah kering 5,6 ton per hektar dikalikan 512 hektare, maka potensi kehilangan produksi padi sebanyak 2.867,2 ton dalam satu musim tanam.

Baca juga:  Keseruan Lomba Panjat Pinang di Wisata Saloka, Warga Tuntang Terhibur dan Senang

“Setara dengan Rp 18.636.800.000, dengan asumsi harga gabah Rp6.500 per kilogram,” katanya.

Lebih lanjut, kata Defransisco, apabila pertanian di Kecamatan Karangtengah didukung ketersediaan air dan kondisi saluran irigasi yang baik, maka dimungkinkan mampu mendorong tanam padi menjadi tiga musim tanam dalam satu tahun. Dengan kata lain, sinergitas penanganan genangan di Kecamatan Karangtengah dapat mengembalikan pendapatan masyarakat sebesar Rp55,89 miliar.

Usai pengerukan sedimentasi sepanjang kurang lebih 300 meter di Sungai Pelayaran, sehingga bisa menjadi perantara dari saluran irigasi menuju Sungai Wonokerto, kini petani bisa lagi menanam padi karena banjir tertangani. Terlebih pada musim kemarau mempercepat penurunan debit air.

Kini luas lahan sawah yang sudah tertanami seluas 231,9 hektare, meliputi Desa Dukun 148 hektare, Desa Klitih 41 hektar, Desa Pidodo 12 hektare, dan Desa Kedunguter 30,9 hektare. Sementara sebagian lahan sawah dalam proses persiapan tanam atau persemaian, dan rencana tanam MT 1 seluas 223,114 hektare meliputi Desa Dukun 37,77 hektare, Desa Klitih 88,73 hektare, dan Desa Pidodo 96,61 hektare.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Rahmat Dwisaputra, mengatakan, beras masuk dalam lima besar penyumbang inflasi di Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Jawa Tengah Juli 2025 sebesar 2,52% (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 2,37% (yoy).

“Kenaikan harga pangan, kata Rahmat, khususnya pada gabah dan beras, sebagian besar dipicu oleh tekanan pasokan akibat banjir,” katanya.

Kemudian, berkat kerja sama lintas pihak pada sejak Juli 2025, normalisasi saluran irigasi khususnya di Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak sudah mulai menunjukkan hasil. Genangan surut, dan petani mulai kembali ke lahan untuk menanam.

Kedepan, ucap Rahmat, luas tanam akan terus bertambah seiring dengan surutnya genangan, sehingga diharapkan produktivitas padi Kabupaten Demak dapat segera pulih secara bertahap.

“Upaya pemulihan ini tidak hanya menjaga ketersediaan beras di daerah sentra produksi, tetapi juga menjadi penopang stabilitas harga pangan di Jawa Tengah,” katanya. (ucl)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya