JATENGPOS.CO.ID, UNGARAN- Perusahaan karoseri PT Laksana Bus Manufaktur melakukan uji keselamatan (Uji Guling) terhadap kendaraan khusus angkutan personel tambang Manhauler seri Warrior di Ungaran, Kabupaten Semarang, Kamis (18/12/2025). Uji guling berstandar UN ECE R66 ini untuk memastikan Manhauler Warrior mampu mempertahankan ruang aman penumpang dan memberikan perlindungan maksimal sebelum digunakan di lapangan.
Direktur Teknik PT Laksana Bus Manufaktur, Stefan Arman menjelaskan, uji guling kategori kendaraan khusus Manhauler ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan di Indonesia. Berbeda dengan pengujian biasanya, Laksana menggunakan unit kendaraan utuh.
“Pengujian kali ini agak spesial karena dilakukan bukan pada bus, tetapi kendaraan Manhauler. Pengujian menggunakan kendaraan utuh 100 persen, baik interior maupun eksterior apa adanya, tidak hanya berupa rangka saja,” ungkapnya
Menurutnya, uji guling dilakukan untuk memenuhi persyaratan karena kendaraan tersebut banyak digunakan di kondisi medan jalan di daerah tambang. “Kita harus memastikan, kendaraan Manhauler ini mampu menerima atau menyerap energi saat terguling,” ucapnya.
“Ini merupakan pengujian yang pertama di Indonesia uji guling yang dilakukan pada kendaraan yang 100 persen utuh, dalam arti baik interior eksterior semuanya apa adanya, tidak hanya rangka saja yang sudah kita lakukan bersama pada hari ini,” tambahnya.
Stefan mengungkapkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Laksana untuk memenuhi standar dan persyaratan keselamatan. Kendaraan manhauler umumnya dioperasikan di kawasan pertambangan dengan kondisi medan yang tidak ideal dan berisiko tinggi.
Oleh karena itu, pengujian ini bertujuan memastikan struktur kendaraan mampu menjaga keseimbangan serta menyerap energi benturan secara optimal apabila terjadi insiden terguling.
“Dan tujuan yang kedua, kita juga menggunakan kegiatan ini untuk mengevaluasi produk-produk yang kita produksi, atau yang kita desain, tidak lepas juga pastinya kendaraan bus,” jelasnya.
Lebih lanjut, Stefan menambahkan bahwa Laksana saat ini terus memperluas pasar internasional dan ekspor. Sejumlah negara telah menjadi tujuan ekspor produk Laksana, di antaranya Laos, Bangladesh, dan Timor Leste.

Bahkan, baru-baru ini Laksana berhasil menembus pasar Sri Lanka, dan dalam waktu dekat perusahaan juga tengah mempersiapkan ekspansi ke satu negara tujuan ekspor baru.
Stefan menerangkan, kegiatan ini sekaligus mencerminkan langkah strategis perusahaan dalam mendorong penerapan standar keselamatan global pada industri karoseri nasional.
Standar UN ECE R66 dikenal sebagai salah satu tolok ukur utama keselamatan kendaraan penumpang. Pengujian ini dirancang untuk menilai kemampuan struktur bodi dalam mempertahankan survival space atau ruang aman penumpang saat kendaraan mengalami kondisi terguling. Keberhasilan uji ini menjadi indikator penting ketahanan rangka dan stabilitas struktur kendaraan.
Secara teknis, rangkaian pengujian mencakup evaluasi kekuatan rangka utama, pilar samping, struktur atap, serta titik-titik sambungan bodi.
Selain itu, diuji pula kemampuan struktur dalam menyerap dan mendistribusikan energi benturan agar tidak menimbulkan deformasi berlebihan yang berpotensi membahayakan penumpang.
Standar ini menuntut ketelitian tinggi mulai dari desain, pemilihan material, hingga konsistensi proses produksi. Langkah ini menegaskan posisi Laksana sebagai pelopor penerapan keselamatan struktural berbasis pengujian nyata dan terukur. (muz)








