31.4 C
Semarang
Selasa, 8 Juli 2025

Ketua Dewan Dorong Digitalisasi Pasar Tradisional

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Pemulihan ekonomi kerakyatan merupakan agenda wajib yang harus dilaksanakan oleh pemerintah. Tidak hanya pada sektor UMKM, namun juga pasar tradisional. Hanya saja pemulihan ekonomi di pasar tradisional berbeda dengan sektor lainnya. Salah satunya dengan mendorong digitalisasi pasar.

Demikian disampaikan Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman, SE usai dialog interaktif bersama DPRD Kota Semarang dengan tema Digitalisasi Pasar untuk Percepatan Pemulihan Perekonomian Kota Semarang. Kegiatan yang dilaksanakan di studio Kompas TV ini juga menghadirkan Kepala Dinas Perdagangan Kota Fravarta Sadman dan pengamat ekonomi STIE Bank Jateng Dr. Taufik Hidayat.

Meski demikian dalam proses digiitalisasi ini tidak boleh ada paksaan. Artinya pedagang harus dengan sukarela. “Ciri pasar tradisional salah satunya adalah dengan interaksi langsung antara pedagang dan pembeli, kalau pakai digital nanti tidak ada lagi interaksi, pedagang tidak perlu kepasar, cukup jualan dari rumah,” ujar Kadar Lusman.

Baca juga:  Bunda Literasi Jawa Tengah Ajak 150 Siswa "Silent Reader" di Wisma Perdamaian 
Ketua DPRD Kota Semarang Kadar Lusman, SE foto bersama narasumber dialog interaktif bersama DPRD Kota Semarang

Selain itu tidak semua pedagang paham dengan kemajuan teknologi.  “Banyak pedagang tradisional yang usianya sudah cukup sepuh, tentu tidak semuanya paham, makanya program ini bisa dilakukan secara sukarela,” katanya. Meski demikian pihaknya tidak mempermasalahkan jika Dinas Perdagangan ini menerapkan program digitalisasi ini.

“Silahkan saja, malah saya mendorong ada digitalisasi, khususnya pada pedagang yang mau saja, kalau yang tidak mau atau ada kendala tidak menguasai teknologi, ya jangan dipaksa,” ujar Kadar Lusman. Justru yang juga penting, menurut politisi PDI Perjuangan ini adalah penataan serta menjaga kebersihan dan ketertiban pasar.

Dengan pasar tradisional yang bersih dan nyaman, maka pembeli akan datang. “Memang tidak gampang mengurus pasar, apalagi jumlahnya ada 52 buah se kota Semarang, namun tenaga Dinas Perdagangan juga banyak, saya optimis mereka mampu, kalau soal dukungan anggaran, kami, dewan tentu akan mensupport,” kataya.

Pihaknya menemui masih banyak pedagang pasar yang tidak tertib. Misalnya dengan menggelar dagangan di jalan atau lokasi lain yang bukan peruntukannya. Hal semacam ini, menurut Kadar Lusman yang harus dilakukan penataan. Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fravarta Sadman menambahkan program digitalisasi memang sudah ada.

Baca juga:  Satsamapta Bakal Tindak Tegas Pelaku Gangguan Keamanan 

Hanya saja program ini bersifat sukarela dan tidak serta merta menghilangkan ciri khas pasar tradisional. “Kami juga bekerja sama dengan platform media sosial atau marketplace tertentu, ada juga pedagang yang kreatif, dengan memanfaatkan medsos, ya silahkan saja,” katanya. Dinas juga mendukung jika ada pedagang yang menerapkan pembayaran non tunai.

Sementara itu pengamat ekonomi dari STIE BPD Jateng Dr Taufik  Hidayat mengharapkan agar dinas terkait juga fokus bagaimana agar generasi muda atau kaum mileneal mau belanja ke pasar tradisional. “Misalnya dengan kegiatan ekonomi kreatif di pasar, atau menciptakan suasana pasar yang lebih menarik kaum muda,” katanya member contoh. (sgt)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya