JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Suasana haru meliputi seluruh hadirin Peringatan Hari Ibu yang digelar Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) Kota Semarang, Rabu (22/12) di Ballroom Hotel Pandanaran Semarang.
Di akhir Talk Show ‘Peran Perempuan dalam Menjaga Keutuhan & Kamaslahatan NKRI’ yang menghadirkan Ketua Tim Penggerak PKK Kota Semarang sekaligus Dewan pembina LKKNU Kota Semarang, Hj Kris Septiana Hendrar Prihadi SH MM sebagai pembicara, dilakukan prosesi mencuci dan mencium kaki ibu oleh para anak-anaknya.
Ada belasan anggota LKKNU Kota Semarang yang umumnya kaum perempuan duduk di depan panggung dan anak-anak mereka bersimpuh di depan kursi tempat duduk. Perlahan anak-anak mereka serempat menuang air dan membasuk kaki ibu mereka. Mencuci dan membasuhnya hingga bersih langsung menciumnya dengan khidmad. Semua ibu tak kuasa menahan haru, termasuk hadirin yang menyaksikan. Tangis pun pecah dan membuat ibu anak saling berpelukan sambil terisak.
Sekuntum bunga pun disampaikan kepada ibu, sosok yang melahirkannya. Terlihat salah satu Pembina LKKNU Kota Semarang, Hj Gatyt Sari Chatijah SH MM pun tak kuasa menahan haru. Tangisnya pecah ketika Fahmi Ilham, putranya membasuk kedua kakinya dan mencium berulang-ulang dengan khidmad.
Salah satu peserta cuci kaki, Fahmi meneteskan air mata, isaknya tenggelam dalam pelukan Sang Bunda yang mendekapnya erat sambil menciumi pipi dan keningnya. Gatyt sang ibu merasa seperti ada getaran baru yang semakin menguatkan cinta kasih antara ibu dan anak. Getaran tersebut menjadi kekuatan baru membentuk puja dan syukur ke hadirat Allah SWT.
Hj Kris Septiana Hendrar Prihadi SH MM mengatakan bahwa ibu memiliki peran yang sangat luar biasa terhadap kehidupan manusia. Sebagai sosok penting dalam keluarga, ibu kadang mencurahkana banyak perhatianna kepadaa anak dan suami. Kadang urusan kesehaatan pribadinya terabaikan karena sibuknya mengurusi anak dan suami. Oleh karena itu atas jasa dan pengabdiannya kepada keluarga, kita harus selalu memberikan perhatian dan hormat kepada sosok ibu. “Ibu adalah perempuan tiangnya keluarga. Di dalam keluarga yang hebat, pasti ada sosok ibu yang hebat bagi anak-anaknya dan tentu suaminya,” ungkap Tia, panggilan akrab Kris Septiana Hendrar Prihadi.
Senada dengan Tia, Gatyt Sari Chotijah juga mengungkapkan bagi peran seorang ibu bagi kehidupan sebagai madrasah. “Ibu adalah sekolah pertama bagi manusia. Sejak di dalam kandungan, manusia dari bentuk janin sudah berinteraksi dengan ibu. Demikian juga setelah lahir ke bumi, ibu adalah guru pertama bagi manusia menapaki kehidupan. Oleh karena itu, setiap anak dan setiap manusia dituntut bhaktinya terhadap ibu. Momentum Hari Ibu ini sangat tepat untuk mengingatkan kita kepada ibu kita,” papar Gatyt. (prast.wd/biz/sgt)