spot_img
27.4 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Jejak Perjuangan Pangeran Diponegoro, Senopati Johar Manik Dimakamkan di Tanggulayu Salatiga

JATENGPOS.CO.ID,  SALATIGA– Perang Jawa atau perang Diponegoro dari tahun 1825 hingga 1830 benar-benar menguras kas Negeri Belanda. Begitu gigih Pengeran Diponegoro bersama laskarnya melawan penjajah. Kegigihan itu dibuktikan sejumlah bekas peninggalan.

Selama ini masyarakat banyak yang belum tahu jejak-jejak peninggalan Laskar Pangeran Diponegoro. Bisa jadi karena minimnya sumber sejarah tertulis.

Namun jejak peninggalan itu ternyata bisa ditemukan di kampung Blondo, Kelurahan Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir. Di tempat tersebut ada beberapa petilasan, seperti sumber mata air, pohon Blondo tua yang berusia ratusan tahun dan makam Johar Manik.

Johar Manik sendiri adalah senopati atau panglima perang Pangeran Diponegoro yang menjadi Komandan Bulkiyo dengan anggotanya laskar di sekitaran Salatiga. 

Menurut penuturan Agustina Sri Kuntarsih, cucu canggah Johar Manik, sebelum Pangeran Diponegoro berangkat berunding dengan Belanda di Magelang, yang ternyata merupakan jebakan Belanda, Pangeran Diponegoro yang memiliki nama asli Raden Mas Ontowiryo ini sempat bertemu Johar Manik di Watu Ceper, kampung Blondo.

“Dalam pertemuan tersebut, Johar Manik yang memiliki tongkat komando dari kayu Blondo, diminta oleh Pangeran Diponegoro,” jelas Sri Kuntarsih kepada Jateng Pos.

Baca juga:  DirReskrimsus Polda Jateng Gulung Komplotan Mafia Tanah Kerugian Rp Rp 34 Miliar dari 11 Korban 

Selanjutnya, tongkat tersebut dipatahkan hingga menjadi dua bagian.

“Lalu masing-masing menancapkan kayu blondo tersebut dan akhirnya tumbuh menjadi pohon besar hingga saat ini. Kayu tersebut sebagai tetenger (tanda) persahabatan sejati. Pangeran Diponegoro juga berpesan, apa pun yang terjadi dalam perundingan tersebut, meski nanti tidak lagi bisa bertemu, perjuangan harus diteruskan dan tidak boleh kalah melawan penjajah,” kata Kuntarsih. 

Diceritakan Kuntarsih, Pangeran Diponegoro memiliki tempat favorit untuk beristirahat, yakni di Watu Ceper. Batu besar yang bentuknya datar. Batu itu juga dipakai Pangeran Diponegoro untuk menunaikan sholat.

Selain itu, karena letak Watu Ceper paling tinggi dari sekitarnya, maka Pangeran Diponegoro juga biasa menikmati makanan favoritnya, roti putih, kentang londo yang dimakan bersama kripik singkong dibalur sambal di tempat itu. 

Kuntarsih menambahkan, di area tersebut juga terdapat Selo Tirto Manik yang sumber airnya tidak pernah surut. Dulunya Pangeran Diponegoro dan Johar Manik ingin mencari sumber air bersih yang mancur untuk berwudhu.

“Dari cerita eyang (mbah) dengan kemampuan yang dimilikinya, maka sebuah tongkat kayu ditancapkan di batu hingga berlubang dan mengeluarkan air. Hingga sekarang airnya masih mengalir deras,” imbuhnya.

Baca juga:  Akibat Korsleting Mobil, Sebuah Rumah Mewah Ludes Terbakar

Dikatakannya, setelah Johar Manik meninggal, jasadnya dimakamkan di pemakaman Tanggulayu Nanggulan tidak jauh dari Blondo. Johar Manik meninggal karena ditombak di jantungnya oleh pasukan londo ireng ( Belanda hitam) sebutan kaum pribumi yang bergabung dengan Belanda.

“Kemudian oleh anak buahnya jenasah Johar Manik dikebumikan di makam Tanggulayu, Nanggulan tidak jauh dari Blondo,” katanya.

Lurah Kutowinangun Kidul Titin Eka Novia mengatakan jejak-jejak sejarah Johar Manik dan pasukan Pangeran Diponegoro saat ini sedang dikaji untuk dikembangan menjadi wisata sejarah dan religi.

“Ada beberapa makam pejuang juga yang terhubung secara historis, jadi ini bisa menjadi laboratorium sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro di Salatiga,” jelasnya. 

Titin berusaha maksimal agar potensi wisata sejarah ini bisa terangkat dan menjadi daya tarik wisata tersendiri untuk Kelurahan Kutowinangun Kidul dan Kota Salatiga pada umumnya.

“Kami sudah melakukan paparan kepada stakeholder terkait sejarah Johar Manik di wilayah Blondo. Kami berharap ada tindaklanjutnya. Karena banyak potensi yang bisa dikembangkan, seperti kesenian, juga Pasar Sudiran yang nantinya bisa menjadi magnet wisata yang unik dan bisa menumbuhkan UMKM,” pungkasnya. (deb/muz)

spot_img

TERKINI