JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Siapa tidak kenal laboratorium klinik kesehatan CITO? Khususnya orang Semarang dan Jawa Tengah, tentu sudah pernah menikmati layanan lab kesehatan ini. Tetapi tidak banyak yang tahu, siapa sosok dibalik sukses Lab berwarna hijau tersebut.
Dialah dr.Dyah Anggraeni, M.Kes, Sp.PK. Dialah owner CITO, lab kesehatan yang dikenal profesional dan akurat dalam mendiaknosa penyakit manusia itu. Ditangan wanita energik ini, kini CITO berkembang menjadi 20 cabang se-Indonesia.
Tapi siapa sangka, jika CEO yang sekaligus membesarkan Lab milik keluarga ini dulunya seorang dokter biasa. Jauh sebelum sukses seperti sekarang, dokter Dyah adalah seorang dokter umum di sebuah puskemas di Kaliwungu Kendal. Empat belas tahun dia pernah mengabdi sebagai dokter PNS.
Karena jiwa wirasusahanya bangkit, tahun 2008 dia memilih keluar dari dokter PNS. Menekuni sekaligus meneruskan lab kesehatan yang dirintis orang tuanya, H. Achmad Djoeahir, sejak 1967 itu. Dia terjun membesatkan CITO hingga sekarang.
“Saya adalah generasi ke-dua, dari famely company (perusahaan keluarga) yang didirikan ayah saya,”kata dokter Dyah, kepada JatengPosTV, saat podcast awal Juni 2022 lalu.
Ditangan dia, CITO kini berkembang menjadi 20 cabang di Jawa Tengah dan Indonesia. Saat masuk tahun 2000 an, CITO baru berkembang lima cabang. Sudah 22 tahun ini dia mengawal CITO, jika dirata-rata per tahun bertambah satu cabang.
Ketika ditanya, apa kiat sukses CITO bisa berkembang, sokter alumni FK UNDIP Semarang, dan magister kesehatan FK UGM ini menjelaskan, prinsip orang jualan jasa itu adalah mengedepankan kualitas dan pelayanan. Jika keduanya bisa diwujudkan, konsumen akan merasa nyaman.
“Meskipun dengan biaya tidak murah seperti CITO, konsumen yang kita layani dengan baik tidak akan keberatan karena kita selalu memberi hasil lab yang akurat,”tambah wanita yang usianya hampir 60 tahun itu.
Bahkan untuk memberi layanan lebih, CITO selalu menyiapkan alat-alat kesehatan terbaru, dengan tenana medis yang handal. Mengikuti kebutuhan zaman dan perkembangan penyakit. Begitupun dengan perkembangan dunia maya. CITO juga sudah lama mengakses komunikasi dengan pelanggan melalui Beranda CITO. Melalui aplikasi ini, pelanggan bisa dengan mudah dan cepat mendaftar, periksa lab, hingga mengakses hasilnya dari rumah.
“Tidak perlu lagi balik ke CITO ambil hasilnya setelah cek lab, bahkan record lab bisa menjadi rekam medik yang berguna untuk analisa kesehatan kita,”tambah istri, mantan Ditektur Rumah Sakit Tugurejo Semarang ini.
Aktivis sosial yang aktif di Rotary Club Semarang ini menambahkan, menggeluti bisnis di bidang kesehatan membuatnya semakin senang. Ini bisnis masa depan, yang titik poinya menolong nyawa manusia bisa lebih lama lagi selamat dari penyakit. Dengan diagnosa penyakit di Lab CITO, orang akan diketahui penyakitnya. Sehingga dokter bisa menindak dengan tepat.
“Ini bisnis futuristik (masa depan) yang tidak akan pernah mandek, lebih dari semuanya ini bisnis menolong nyawa orang. Kalu kita menolong, insyaa Alloh akan ditolong Alloh,”imbuhnya.
Begitupun soal hasil sebuah usaha. Dia menyakini hasilnya tidak hanya untuk diri dan keluarganya sebagai pemilik. Sebagianya hak orang lain, baik karyawan maupun masyarakat. Karena itu, CITO selalu memberi apresiasi kepada karyawan. Yang muslim diumrohkan, dihajikan, bahkan yang pintar disekolahkan hingga S3. Selain itu, CITO juga berusaha menyalurkan dana CSR kepada pihak-pihak yang membutuhkan.
“Alhamdulilah karyawan CITO bekerja dengan enjoy, rata-rata karyawan kami sampai pensiun kerja di sini, bahkan yang pensiunpun masih kita gunakan menjadi marketing lepas,”kata ibu dua putra yang semuanya sekolah kedokteran di UGM ini.
Untuk tips sukses dalam usaha, dr.Dyah menyampaikan jangan takut berusaha. Yang penting jika punya niat rencanakan dengan matang, hitung plus minusnya, dan lakukan segera.
“Dan jangan lupa, bekerja untuk mencari berkah, insyaa Alloh lainya akan dipermudah,”pesanya. (jan)
