spot_img
27.2 C
Semarang
Sabtu, 28 Juni 2025
spot_img

Pemkot Bangun SPALDT di Banjardowo Genuk

JATENGPOS.CO.ID,  SEMARANG – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang akan memulai pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALDT). Hal ini untuk mengatasi permasalahan air karena pencemaran. Prioritas pembangunan pertama yang akan dibangun di Kelurahan Banjardowo, Kecamatan Genuk bersama  Direktorat Ciptakarya dan Sanitasi Kementerian Pembangunan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Dimulainya pembangunan ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan di Hotel   Tentrem, Kota Semarang pada Rabu (26/1/2023). Direktur Sanitasi Direktorat Jenderal (Ditjen) Cipta Karya Kementerian PUPR Tanozisochi Lase menjelaskan, pembangunan tersebut memiliki berbagai fungsi terutama bagi daerah yang memiliki penduduk padat seperti Kota Semarang.

Menurutnya, daerah yang berpenduduk padat seperti Kota Lunpia ini isu limbahnya akan menganganggu, serta jika banjir akan muncul di permukaan.  “Instalasi pembuangan limbah terpusat itu berfungsi dalam penurunan BOD, fosfor, dan lainnya. Jadi semua polutan limbah itu direduksi dengan sistem aerasi atau membran, tergantung mana opsi nanti yang cocok,” terang dia.

Baca juga:  Dukung Timnas, Malam Ini Bupati Semarang Ajak Masyarakat Nobar di Alun-alun Bung Karno

Lebih lanjut, ia menilai sistem kerja SPALDT sangat efektif lantaran masyarakat kedepannya tidak memerlukan septictank.  Sebab, limbah yang dihasilkan akan dialirkan langsung dari permukiman langsung ke pusat instalasi. Direktorat Ciptakarya dan Sanitasi sendiri menjadi penyedia instalasi dan perpipaan.

Sementara untuk permasalahan meluapnya air limbah septictank saat penuh juga akan teratasi dengan SPALDT. Pasalnya, instalasi sistem ini memiliki luas hingga tiga hektare. Sebagai informasi, daerah yang sudah berhasil menerapkan sistem ini yakni adalah DKI Jakarta. Karena, kota tersebut telah menerapkan di dua kecamatan dan terhitung berhasil.

“Memang belum mencakup semua wilayah, tapi dua kecamatan itu di pusat kota. Di Semarang sistem ini akan bisa melayani enam kecamatan, tapi membangunnya kan bertahap jadi nanti dua kecamatan dulu,” paparnya.

“Kami (Kementerian PUPR) berterima kasih kepada Pemkot Semarang yang sudah membantu melancarkan program ini lewat pembebasan lahan dan perizinan yang tinggal sedikit lagi tuntas,” imbuhnya.

Baca juga:  Temu Kangen Berujung Maut, Balita Tenggelam di Area Waduk Pidekso Wonogiri

Sementara itu, Plt Wali Kota Semarang, Hevearita G. Rahayu menyampaikan langkah pertama untuk pembangunan tersebut ialah penyelesaian administrasi pada tahun ini. Sedangkan proyek pembangunan instalasi akan dimulai pada tahun 2024 mendatang.

Perempuan yang akrab disapa Ita, menyatakan pengunaan kedepannya melalui pengenaan retribusi kepada masyarakat.  Operasionalnya sendiri akan diserahkan kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Moedal.

Ia juga menyebut terkait pembebasan lahan  sudah rampung, namun masih diperlukan pembangunan jalan masuk.  “Jika 2024 dibangun, kemungkinan 2027 bisa dioperasikan,” ungkapnya.  Rencananya, Ita menambahkan program ini diproyeksikan untuk enam kecamatan yang penduduknya terpadat.

“Harapan selain kebersihan adalah karena nanti dikelola oleh PDAM, maka bisa menangani stunting. Sebab mengatasi stunting yang terpenting adalah sanitasi, setelah gizi yang bisa diintervensi dan sumber daya manusianya,” tuntas Ita. (sgt)

spot_img

TERKINI