JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Guru PAUD di Kota Semarang perlu mendapatkan penyegaran dalam bidang profesional, pedagogik, maupun pembuatan media pembelajaran yang inovatif berbasis IT. Hal ini penting agar pembelajaran di PAUD menjadi lebih nyaman dan menyenangkan serta membawa suasana belajar yang lebih kondusif. Bertempat di Aula Gedung PKK Kota Semarang Lantai 3 (26/01/23) UPGRIS menggandeng PKK Kota Semarang mengadakan seminar pengabdian dan penguatan kepada Guru PAUD di Kota semarang.
Kegiatan pengabdian ini, dengan judul: Penguatan Kompetensi Profesional dan Pedogogik serta keterampilan membuat media pembelajaran yang inovatif bagi Guru PAUD di Kota semarang, yang diketuai Dr. Rasiman, M.Pd dengan anggota Dr. Joko Sulianto, M.Pd, Husni Wakhyudin, M.Pd dan Ismatul Khasanah, M.Pd.
Rasiman menjelaskan, salah satu materi pelajaran yang perlu mendapatkan perhatian adalah pengenalan matematika di PAUD. Guru PAUD harus mempunyai tiga kemampuan yaitu (1) membangun komunikasi matematis, (2) memperesentasikan matematis, dan (3) koneksi matematis. Komunikasi matematis adalah kemampuan dalam menyampaikan pikiran atau ide-ide atau gagasan menggunakan simbol-simbol, grafik, notasi dan lambang-lambang matematika melalui tulisan maupun lisan.
Representasi matematis adalah kemampuan yang dimiliki dalam menyajikan kembali gambar, tabel, grafik, simbol, notasi, diagram, persamaan atau ekspresi matematis, sedangkan koneksi matematika terjadi antara matematika dengan matematika itu sendiri atau matematika dengan di luar matematika atau matematika dengan kehidupan sehari-hari.
“Dengan memahami ketiga kemampuan tersebut, selain memahami manfaat matematika, siswa mampu memandang bahwa topik-topik matematika saling berkaitan dan berkaitan dengan kehidupan nyata. Sehingga pembelajaran matematika sangat bermakna dan tidak abstrak,”papar Rasiman.
Selanjutnya, Ismatul menyampaikan bahwa pentingnya metode bermain bagi siswa PAUD. Metode bermain dapat disajikan dalam berbagai bentuk antara lain: fungsional (sensori motor), konstruksi (pembangunan), bermain peran (drama) , dan permainan dengan aturan. Di samping itu, guru PAUD juga harus menggunakan model pembelajaran Inquiry, yaitu sebuah proses dimana anak terlibat didalam pembelajarannya, menemukan pertanyaan-pertanyaan esensi, menyelidiki secara mendalam, membangun pemahaman, makna dan pengetahuan baru (Alberta, 2004).
“Dengan demikian, anak-anak tidak belajar dengan duduk mendengarkan guru yang menyampaikan pengetahuan, melainkan harus aktif dan terlibat. Jadi, mereka belajar dari apa yang mereka lakukan sendiri melalui: tindakan, hubungan, pertanyaan, kesempatan dan pengulangan,” lanjut Ismatul.
Pembelajaran di PAUD akan lebih menarik dan meningkatkan minat belajar siswa, jika guru mampu membuat dan menggunakan media pembelajaran yang inovatif. Sesuai dengan perkembangan zaman, maka media yang perlu dikembangkan oleh guru PAUD adalah media berbasis IT. Menggunakan media tradisional juga masih diperbolehkan, namun kondisi anak zaman sekarang dengan anak tempo dulu pasti berbeda, jadi penggunaan media inovatif berbasis IT tentu lebih menyenangkan bagi siswa PAUD. Joko Sulianto dan Husni, memberikan pelatihan terkait dengan bagaiman cara membuat media pembelajaran yang inovatif, antara lain: mengenalkan aplikasi software Camtasia untuk membuat vidio pembelajaran, aplikasi Canva untuk membuat desain virtual background, berbagai membuat soal seperti Quisis, Kahort dsb.
Sementara itu Ketua II bidang Pendidikan dan Peningkatan Ekonomi Keluarga TP PKK kota Semarang, Dra. Widjayanti Ulfi Imran Basuki, menyambut baik dan mengaprisiasi kegiatan ini serta mengharapkan kerjasama ini ada kelanjutannya. Dengan kegiatan seperti ini, diharapkan guru PAUD di Kota Semarang mampu menghasilkan media pembelajaran yang menyenangkan bagi anak didiknya.(*)