JATENGPOS.CO.ID, MAKKAH – Senin besok, 26 Juni 2023 (8 Zulhijah), seluruh jamaah haji seluruh dunia berjumlah 2,5 juta di tanah suci bergerak ke Arofah. Mereka meninggalkan hotel/pemondokan masing-masing untuk persiapan Armuzna (Arofah, Muzdalifah, Mina).
Bejan Syahidan, wartawan Jateng Pos di Makkah Almukarromah, melaporkan, Armuzna akan berlangsung lima hari. Yakni dari tanggal 9 – 13 Zulhijah (27 Juni-1 Juli 2023). Berangkat dari hotel seluruh jamaah sudah berpakaian ihrom semua bagi kaum laki-laki. Sudah mandi ihrom. Sholat ihrom. Dan berdoa untuk melaksanakan haji.
Dari pagi hingga sore, mereka akan diangkut bus secara bergantian menuju padang Arofah berjarak sekitar 28 Km. Di padang Arofah ini, jamaah haji menginap semalam menunggu waktu Wukuf besoknya tanggal 27 Juni (9 Zulhijah). Mereka tidur di tenda-tenda Arofah. Per tenda diisi satu kloter berjumlah 350 orang. Tidur beralaskan kasur atau matras.
Karena dalam keadaan ihrom, jamaah seluruhnya dilarang melanggar larangan ihrom. Diantaranya jidal (berbantahan), khusuf (mencela), rofast (bicara mesum). Juga dilarang membunuh binatang, tumbuhan, mencabut tanaman, mencabut bulu atau rambut di badan, tidak boleh memakai wewangian, tidak boleh menikah/menikahkan, tidak boleh ada pakaian lain yang berjahit, tidak boleh memamakai penutup kepala, dll. Selama berihrom tanggal 8-10 Zulhijah hanya boleh mengenakan dua lembar pakaian ihrom saja. Setelah melempar jumroh aqobah tanggal 10 Zulhijah, berulah lepas ihrom dan boleh menggunakan pakaian biasa.
Karena cuaca super panas, jamaah dihimbau membawa payung, kacamata hitam, sandal, penyemprot air muka, air minum, dll. Untuk makan, selama Armuzna sudah disiapkan panitia.
Memasuki hari Selasa, 27 Juni (9 Zulhijah), jamaah haji mulai melakukan inti rangkaian haji. Yaitu Wukuf di Arofah sejak matahari tergelincir sampai sore sebelum magrib. Kegiatan Wukuf adalah berdiam di tenda atau alam terbuka luar tenda di tanah Arofah. Setelah sholat duhur dijamak ashar, jamaah mendengarkan khotbah Wukuf oleh seorang ustad. Lalu duduk diam dan berzikir, berdoa, instropeksi diri, minta ampun, memanjatkan doa sebanyak-banyaknya hingga sore.
Kata Nabi sebaik-baiknya doa adalah doa di Arofah tanggal 9 Zukhijah itu. Saat itulah ribuan malaikat dan Alloh turun ke bumi melihat orang-orang yang Wukuf. Mendengarkan doa. Barang siapa berdoa akan dikabulkan. Barang siapa meminta ampun akan diampuni.
Bahkan Alloh digambarkan memamerkan orang-orang yang Wukuf kepada ribuan malaikatNya. Kata Alloh lihatlah wahai malaikat, orang-orang yang datang ke Arofah dengan wajah khusut dan berdebu. Jika mereka meninta ampun kepadaKu, kata Alloh, akan Alloh ampuni.
Wukuf adalah waktu istimewa buat jamaah haji. Haji adalah wukuf, barang siapa tidak wukuf (berhenti sejenak) di padang Arofah, hajinya tidak sah.
Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi dalam Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq mengatakan, wukuf adalah hadir dan berada di wilayah Arafah. Baik dalam keadaan tidur maupaun terjaga. Dalam keadaan berkendara, duduk, maupun berjalan. Serta baik dalam keadaan suci, maupun tidak suci (haid, nifas, dan junub).
Rasulullah SAW:
Artinya:”Haji adalah wukuf di Arafah.” (HR at-Tirmidzi, Abu Daud, Ibnu Majah, dan an-Nasa’i).
Rasulullah SAW bersabda: ā Doa terbaik adalah doa pada hari Arafah. Sedangkan doa terbaik yang aku dan para nabi terdahulu panjatkan adalah laa ilaha illallahu wahdahu la syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ala kulli syaiāin qadir.ā (HR. Tirmidzi)
Setelah memasuki magrib, jamaah melakukan sholat magrib dijamak qosor dengan isya. Setelahnya menunggu giliran untuk dipindah lagi naik bus ke Muzdalifah berjarak 5 Km. Sampai Muzdalifah mencari kerikil untuk lempar jumroh di Mina. Untuk yang nafar awal mengambil 49 kerikit. Untuk yang nafar sani 70 kerikil.
Setelah lewat tengah malam hari Rabo tanggal 10 Zulhijah (28 Juni), jamaah dipindah ke Mina. Sampai di Mina pagi hari langsung melempar jumroh aqobah 7 kerikil. Lalu pulang ke maktab (tenda) di Mina untuk bermalam. Besoknya hari Kamis untuk yang nafar awal melempar hari kedua tanggal 11 Zuhijah (29 Juni), sebanyak 21 kerikil (jumroh ula, wustho, dan qubro), masing-masing 7 kali. Lalu balik lagi ke tenda untuk bermalam. Besoknya hari Jumat tanggal 30 Juni (12 Zulhijah) melempar lagi hari ke tiga sebanyak 21 kerikil. Masing-masing melempar 7 kali untuk jumroh ula, wustho, dan aqobah. Sehingga genap 49 lemparan. Sorenya lalu meninggalkan Mina balik ke hotel di Makkah untuk pergi ke Masjidil Haram melakukan towaf Ifadhoh. Setelahnya laku tahalul sani (cukur gundul). Maka selesailah rangkaian haji dilakukan. Jamaah sudah layak menyandang predikat haji. Setalah istirahat dua hari, laku towaf wadak (perpisahan) dengan masjidil haram dan pulang je tanah air.
Untuk yang mengambil nafar sani (nafar akhir) melakukan hal yang sama. Tetapi ditambah satu hari lagi tanggal 1 Juli hari Sabtu, untuk melempar 21 kerikil (jumroh ula, wustho, aqobah). Masing-masing 7 kerikil. Genaplah 70 kali lemparan. Jadi yang nafar awal melempar 49 kerikil (3 hari/tanggal 10,11,12 zulhijah), yang nafar sani melempar 70 kerikil (4 hari/tanggal 10, 11,12,13 Zulhijah). Setelah itu, yang nafar sani balik ke hotel di Makkah, untuk selanjutya towah Ifadhoh di masjidil Haram. Lalu tahallul sani (cukur gundul). Selesailah rangkaian hajinya. Sehari sebelum pulang melakukan towaf wadak (towaf perpisahan). Lalu pulang ke tanah air. Semoga Alloh menerima haji 2,5 juta manusia sedunia tahun 2023 ini. Dan menjadi haji yang mabrur. Aamiin. (*)