26.1 C
Semarang
Selasa, 8 Juli 2025

JKN Menjadi Penolong Saat Sakit Tak Terduga Datang

JATENGPOS.CO.ID,  KUDUS -Hal tak terduga dialami oleh Suwarno (51), warga Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus. Pekerjaannya sebagai petugas keamanan di salah satu badan usaha perbankan, mengharuskannya bekerja ekstra. Dikarenakan faktor kelelahan, ia harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan segera.

Ditemui saat kontrol pertama di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus, Suwarno menceritakan, dia mengalami pusing karena selama 12 jam penuh harus berjaga. Akibatnya dia mengalami hilang kesadaran setelah sebelumnya sempat kejang.

“Seminggu sebelumnya itu saya mengeluh pusing, tapi tidak saya hiraukan, sempat minum obat warung saja. Kemudian ada teman yang ibunya meninggal sehingga harus ganti shift jaga malam dengan saya, jadi waktu jaga saya semakin panjang. Akibatnya saya kelelahan, sempat jatuh juga, tapi paginya saya dirumah masih bisa aktivitas seperti biasa, selang beberapa waktu saya mengalami kejang sebelum akhirnya pingsan,” ungkap Suwarno.

Keluarganya langsung membawa Suwarno ke IGD rumah sakit terdekat untuk mendapatkan pelayanan cepat. Sampai di rumah sakit ia mendapatkan perawatan di ICU sebelum akhirnya harus menjalani rawat inap.

“Karena saya sudah hilang kesadaran, saya langsung dibawa istri ke Rumah Sakit Aisyiyah Kudus, dan langsung ditangani di ICU. Di ICU dilakukan CT scan kemudian dilakukan pemantauan selama 2 hari. Setelah kondisi saya stabil, saya dipindah ke ruang rawat inap selama 5 hari. Total saya dirawat sudah semingguan,” kata Suwarno.

Baca juga:  Komunitas HPCI Jateng Gelar Gathering

Suwarno bersyukur dirinya tidak mengalami hal yang lebih buruk. Dokter meminta dirinya untuk istirahat karena faktor kurang tidur dan kelelahan menyebabkan sistem tubuh tidak rileks dan menimbulkan kejang.

“Diagnosa dokter hanya kejang biasa, tidak ada indikasi lainnya karena hasil CT scan juga bagus, hanya faktor kelelahan dan diharuskan minum obat serta istirahat. Hari ini jadwal saya kontrol pertama dan juga karena obatnya sudah habis,” ujar Suwarno.
Selama dirawat di rumah sakit, Suwarno mendapatkan pelayanan yang baik. Sebagai peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dari segmen Penerima Bantuan Iuran APBD, dirinya langsung ditangani saat pertama datang sehingga tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.

“Datang langsung ditangani dengan cepat, langsung diperiksa juga semuanya. Petugasnya juga tidak cuek, meskipun saya peserta JKN yang dibantu pemerintah. Pelayanan administrasi juga mudah, istri saya cuma ditanya KTP saja kemarin dan langsung diproses,” ujarnya.

Suwarno berterimakasih dengan adanya program JKN ini, ia merasa sangat terbantu. Ia tidak perlu khawatir lagi jika sewaktu-waktu mengalami sakit.

Baca juga:  Rektor Undip: Seandainya Dana Pendidikan untuk Kampus Ditambah, Tidak Perlu Lagi SPI

“Saya berterimakasih dengan adanya program JKN ini sangat membantu sekali bagi saya dan keluarga, karena kalau tiba-tiba sakit seperti ini jadi tidak khawatir. Apalagi jika kondisinya sedang tidak ada biaya, memiliki JKN tentunya sangat menolong,” kata Suwarno.

Suwarno juga menuturkan sejak awal masuk RS dan rawat inap, dilanjutkan dengan kontrol dan pemberian obat-obatan ia sama sekali tidak dipungut biaya. Semua telah ditanggung JKN. Suwarno berharap program ini terus ada sehingga dapat bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan seperti dirinya.

“Sangat bersyukur sekali dengan adanya program JKN ini, apalagi untuk saya. Saya sempat bertanya kepada perawat di rumah sakit, katanya pasien umum mondok sehari saja biayanya bisa sampai 3 juta, sedangkan saya mondok seminggu, sudah berapa rupiah itu totalnya. Jadi bagaimana saya tidak bersyukur, sedangkan semua biaya dari tindakan, perawatan dan obat-obatan sudah terjamin, sudah ada yang menanggung. Saya berharap program ini terus ada dan dapat menolong masyarakat yang kurang mampu untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik,” harap Suwarno. (dw/en/han)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya