JATENGPOS.CO.ID, PEKALONGAN – Cuaca ekstrem yang mulai melanda Jawa Tengah telah mengakibatkan bencana alam di berbagai daerah. Membaca kondisi tersebut, Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah, Sukirman, SS mengungkapkan, DPRD Jawa Tengah mendorong Pemprov Jateng agar sigap memitigasi bencana akibat cuaca ekstrem sejak bulan lalu.
Sukirman menegaskan, pemerintah provinsi Jateng, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng serta OPD terkait agar dapat fokus pada faktor dominan penyebab terjadinya bencana dan dapat lebih komprehensif dalam pemetaan dan langkah solutifnya.
“Sebenarnya, jauh-jauh hari sudah dapat terdeteksi mana wilayah dan titik-titik potensi rawan terjadi bencana seperti longsor dan banjir. Kalau sampai kejadian seperti di beberapa daerah seperti sekarang, berarti masih belum fokus pada sumber dominan dan data yang komprehensif,” kata Sukirman..
Saat ditemui belum lama ini di ruang kerjanya, Sukirman menambahkan, rencana dan peringatan dini yang dilakukan pemerintah selama ini sifatnya baru edukasi. Tentu hal tersebut, menurutnya masih kurang dan sangat butuh dukungan data yang akurat tentang mana saja titik-titik di beberapa daerah yang sangat bisa berdampak.
“OPD yang fokus menangani masalah kebencanaan seperti BPBD dan BMKG harus upgrade data sekaligus kematangan peta bencana agar lebih bisa meminimalisir resiko dan solusinya lebih nyata, karena dampak cuaca ekstrim bisa menimbulkan bencana yang cukup merusak” tandas Sukirman.
Untuk diketahui, beberapa daerah di Jawa Tengah seperti di Pekalongan misalnya telah dilanda angin kencang dan longsor telah melanda dan sampai mengakibatkan korban hingga dibawa ke rumah sakit dan merusak puluhan bangunan milik warga.
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, mengatakan, pihaknya telah memetakan potensi kerawanan bencana alam. Di antaranya banjir di dataran rendah dan bantaran sungai, serta tanah longsor di dataran tinggi.
Pihaknya hingga kini masih terus berkoordinasi dengan BPBD daerah tentang pemetaan guna pencegahan terjadinya bencana di beberapa daerah di Jateng. Selain itu, pihaknya masih terus berupaya menguatkan daya mitigasi masyarakat.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pekalongan tercatat ada sejumlah desa yang tersebar di tiga kecamatan yang rawan bencana banjir.
Diantaranya, Desa Tegaldowo, Desa Karang Jompo, Desa Jeruksari, Desa Pacar, Desa Sambotejo di Kecamatan Tirto. Selanjutnya, Desa Blancanan, Desa Depok di Kecamatan Siwalan dan Desa Wonokerto, Desa Pencakar di Kecamatan Wonokerto.
Merespon hal tersebut, BPBD Kabupaten Pekalongan telah melakukan mitigasi bencana dan upaya penanganan darurat jika banjir melanda. Seperti melakukan pendataan, evakuasi warga terdampak, penyaluran bantuan logistik dan membuat tanggul sementara dari karung goni sebagai penahan ombak air pasang.
Adapun BPBD bersama perangkat daerah setempat melakukan pelaporan secara berkala untuk memantau lokasi kejadian. Menurut kajian, Kabupaten Pekalongan memiliki tingkat bahaya gelombang dan abrasi sedang hingga tinggi. Tiga kecamatan masuk dalam kategori tersebut dengan luas bahaya sebesar 6.049 hektar.
BPBD mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir maupun area permukiman dengan potensi gelombang tinggi dapat meningkatkan kewaspadaan. Pihaknya bersama unsur terkait dan masyarakat juga dapat mempersiapkan rencana kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.
Salah satunya dengan membuat sistem peringatan dini sederhana untuk mendeteksi gelombang tinggi, membuat penahan atau pemecah ombak serta rencana evakuasi jika terjadi banjir atau rob susulan. (sgt/anf/adv)