32.5 C
Semarang
Rabu, 8 Oktober 2025

Alasan Kelancaran Lalu Lintas, Area Pasar Dugderan Semarang Dipersempit

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– Pasar dugderan jelang ramadan di Kota Semarang sudah dimulai. Tapi suasananya ada yang berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini tidak ada wahana bermain, sekedar lapak mainan, kuliner, pakaian dan pedagang lainnya.

Tak hanya itu, area digunakan pasar lebih sempit. Lokasi pasar dugderan menempati area Jalan Kauman depan Masjid Agung Semarang Kauman dan Jalan Agus Salim atau sekarang bernama Jalan Ki Narto Sabdo. Tahun sebelumnya pasar dugderan sampai ke Jalan Pemuda di dekat Jalan Agus Salim.

Namun kemeriahannya tidak seperti sebelumnya. Kini suara-suara musik dari wahana permainan tidak terdengar lagi. Memang tahun ini wahana permainan ditiadakan dari hasil evaluasi Pemkot Semarang.

Baca juga:  Pemerintah Dorong Penggunaan BBM Ramah Lingkungan

Plt Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Sutrisno, dilansir dari detikcom, Senin (4/3/2024), menjelaskan dari hasil evaluasi, tidak adanya wahana permainan kali ini karena tahun lalu ada insiden wahana permainan yang mencelakakan pengunjung.

“Pasar Dugderan sekarang dari hasil evaluasi tahun kemarin karena ada permainan yang mencelakakan, itu mencoba tidak diadakan, kemudian (tahun) kemarin lalu lintas macet, (sekarang) dipersempit, jadi hanya 200-an (lapak),” jelasnya.

Sutrisno menjelaskan pasar dugderan tahun ini digelar sejak 28 Februari 2024 dan akan berakhir pada Jumat (8/3) mendatang dan hari Sabtu (9/3) rencananya ada arak-arakan dugderan. Ia menegaskan pelaksanaan pasar dugderan tahun ini juga akan dievaluasi.

“Sudah mulai 28 Februari sampai tanggal 8 Maret. Karena tanggal 9 Maret pagi untuk arak-arakan. Boborannya masih ada,” ujar Sutrisno.
Salah satu pedagang kapal-kapalan kaleng atau kapal otok-otok, Mistem mengatakan dugderan tahun ini beda dari tahun kemarin. Ia menjual kapal-kapalan antara Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu.

Baca juga:  Meriah, Peringatan Hari Guru SMPN 44 Semarang

Mistem mengaku kali ini lebih sepi, namun ia bersyukur hasilnya bisa untuk menutup ongkos dirinya dari Cirebon untuk berjualan di Semarang.

“Ya saya mau nggak mau terdampak. Tapi ya alhamdulillah masih bisa menutupi ongkos saya. Ya penurunan pendapatannya sampai 30 persen,” ujar Mistem. (dtc/muz)


TERKINI


Rekomendasi

...