JATENGPOS. CO. ID, KUDUS-Banjir yang melanda kabupaten Kudus selain merusak rumah-rumah warga juga menghancurkan sawah para petani.
Ratusan hektar sawah di Desa Karangrowo, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, terendam banjir sejak tanggal 13 Maret 2024. Akibatnya padi yang siap panen mengalami puso atau gagal panen. Padahal tinggal satu-dua minggu waktunya panen.
Kepala Desa Karangrowo, Heri Darmawan mengatakan, area persawahan di Desa Karangrowo sekitar 950 hektare. Seluas 350 haktare terendam banjir akibat cuaca ekstrem dan terdampak limpasan sungai Wulan yang jebol.
‘’Jika dihitung, kerugian dari 350 hektare sawah itu sekitar Rp 10,5 miliar,’’ ungkap Heri.
Ditanya kondisi saat sekarang, pihaknya menyebut, beberapa titik lokasi masih ada yang tergenang banjir. Seperti halnya di lingkungan Dukuh Krajan. Sebab daerah setempat relatif lebih cekung dari daerah lain, sehingga proses surutnya lebih lama dibanding desa-desa lainnya.
‘’Kondisi Desa Karangrowo sendiri relatif lebih cekung, sehingga surutnya lebih lama,’’ kata Dia.
Pihaknya pun berharap, pemerintah segera menormalisasi Sungai Wulan dan Sungai Juwana serta anak sungai yang lain, untuk mencegah banjir kembali ke Karangrowo saat musim penghujan. Setidaknya ketika air sungai limpas cepat surut, dan dampaknya tidak terlalu besar.
‘’Sudah puluhan tahun tidak ada normalisasi. Kami harapkan segera dinormalisasi agar tidak menimbulkan dampak besar,’’ tegasnya.
Terkait kondisi warga, saat genangan tinggi hingga masuk ke dalam rumah warga, sekitar 650 jiwa terpaksa mengungsi di Gedung DPRD Kudus. Setelah 12 hari di posko pengungsian, mereka kembali pulang ke rumah. Termasuk yang mengungsi di Graha Mustika dan Balai Desa Gulang.
‘’Saat ini mereka sudah pulang semua, setelah sekitar dua minggu mengungsi,’’ ungkapnya.
Terpisah, Kasi Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kudus Muhammad Alfiaturrohman mengatakan, secara bertahap pengungsi di gedung DPRD Kudus pulang ke rumah masing-masing, Selasa (26/3). Menyusul genangan di area pemukiman sudah surut.
‘’Untuk yang di JHK juga mulai pulang. Dan di Graha Mustika tersisa 20 orang saja. Hanya tersisa di Pasar Saerah, dan di rumah warga,’’ terangnya.
Diketahui, sampai Selasa (26/3) pagi, jumlah pengungsi tercatat masih sekitar 4.973 jiwa dari 1.211 Kartu Keluarga (KK). Dengan rincian warga Kudus 1.912 jiwa dari 542 Kartu Keluarga (KK), dan warga Demak 3.0 61 jiwa dari 669 KK. Mereka masing mengungsi di 23 titik posko pengungsian di Kabupaten Kudus. (han/rit)