28.6 C
Semarang
Rabu, 13 Agustus 2025

Kasus Piagam Palsu PPDB Jateng, Pelatih Marching Band SMPN 1 Semarang Diburu

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG– Kasus penggunaan piagam palsu marching band saat mendaftar Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Semarang memasuki babak baru. Polisi kini menetapkan penyelidikan kasusnya menjadi penyidikan.

Pelatih SMPN 1 Semarang berinisial S itu kini menjadi buruan polisi. Sebab ia merupakan kunci dalam terkuaknya piagam palsu yang digunakan puluhan siswa itu. Namun, S diketahui tidak hadir dalam pemanggilan yang dilakukan polisi. Bahkan, keberadaannya tidak diketahui.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Kompol Andika Dharma Sena mengatakan sudah memeriksa 12 saksi. Berdasarkan gelar perkara kepolisian pada Kamis (11/7), ditetapkan status penanganan kasus ini naik ke tahap penyidikan.

“Sampai saat ini penyidik melakukan pemeriksaan 12 saksi. Pihak sekolah, pihak komite, dan korban yang memegang piagam. Dari hasil pemeriksaan pada hari Kamis, perkara sudah kami gelarkan dan statusnya kami tingkatkan ke penyidikan,” kata Andika di Polrestabes Semarang, kemarin.

“Dengan penyidikan maka pihak penyidik bisa lakukan upaya paksa kumpulkan alat bukti,” imbuhnya.

Andika menjelaskan, pemanggilan sudah dilakukan terhadap pelatih marching band SMPN 1 Semarang yang menjadi kunci kasus tersebut. Namun pelatih berinisial S itu tidak hadir bahkan tidak diketahui keberadaannya.

“Pelatih inisial S karena sudah lakukan pengecekan di wilayah Semarang yang bersangkutan tidak ada. Nanti yang bersangkutan dengan pemanggilan (kedua) sebagai saksi tidak hadir maka lakukan pencarian untuk inisial S,” tegasnya.

Baca juga:  SIG Dukung Upaya Kementerian BUMN Melakukan Inisiatif Dekarbonisasi

Untuk diketahui, seperti dilansir dari detikcom, piagam tersebut digunakan untuk PPDB SMAN di Semarang. Piagam yang dimaksud yaitu piagam lomba marching band tingkat internasional yang diikuti secara virtual.

Semestinya, tim marching band itu mendapat juara tiga. Namun dalam piagam yang dipakai untuk proses PPDB tertulis juara pertama. Sedangkan orang tua siswa yang memegang piagam hingga kini mengaku tidak tahu menahu soal itu.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah (Disdikbud Jateng) Uswatun Hasanah menolak permohonan para orang tua calon peserta didik (CPD) yang meminta penggantian berkas dokumen PPDB SMA yang menggunakan piagam palsu. Penolakan itu disambut dengan protes dan tangis.

Pengumuman keputusan itu disampaikan Uswatun di halaman Kantor Disdikbud Jateng, Jalan Pemuda Semarang seusai menggelar rapat dengan instansi terkait, Kamis (11/7/2024) malam. Puluhan calon peserta didik dan orang tuanya hadir untuk mendengar putusan itu secara langsung.

“Piagam penghargaan yang diragukan keabsahannya tetap dianulir dan tidak diperhitungkan nilainya sebagai komponen tambahan nilai akhir pada jalur prestasi dan tidak dapat diganti dengan piagam lainnya karena tahapan verifikasi telah selesai,” kata Uswatun.

Permintaan agar para peserta didik pengguna piagam palsu yang berpotensi tereliminasi akibat nilainya dianulir untuk masuk ke cadangan juga ditolak. Alasannya, CPD cadangan sudah masuk ke dalam sistem.

Baca juga:  Semarak Sambut Nataru Dalam Tatanan Prokes

“Terkait tuntutan orang tua calon peserta didik untuk mengikutsertakan calon peserta didik yang tidak lolos ke daftar cadangan tidak dapat dipenuhi karena penetapan cadangan sudah tersistem dalam seleksi PPDB sehingga tidak dapat diubah,” jelas Uswatun.

Pernyataan tersebut langsung disambut tangis oleh para calon peserta didik yang hadir. Peserta didik dan orang tua lainnya protes dengan keputusan itu.

Mereka menyatakan sebagai korban yang tidak mengetahui bahwa piagam itu sebenarnya palsu. Mereka ingin agar diberi kesempatan untuk menggunakan piagam lain.

Orang tua peserta didik sahut menyahut untuk menunjukkan protes terhadap kebijakan itu. Mereka turut membawa piagam anak mereka yang lain dan ditunjukkan ke pihak Disdikbud, salah satunya ialah piagam kejuaraan nasional yang membuat tim marching band itu bisa tampil di Istana Negara saat HUT RI tahun 2023.

“Anak-anak kami berprestasi, anak-anak kami latihan siang malam untuk bisa berprestasi, tolong hargai usaha anak-anak kami. Lihat anak-anak kami, mereka menangis, mental mereka down,” ucap orang tua murid di lokasi.

Sementara, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah memutuskan nasib para pengguna piagam palsu pada PPDB SMA/SMK di Semarang. Hasilnya, nilai piagam itu dianulir dan dianggap tidak ada. Dalam pengusutan yang dilakukan inspektorat Jateng, ternyata S juga mangkir dari pemeriksaan. (dtc/muz)


TERKINI

Duel Jawara Eropa

Dirumorkan Gabung Crystal Palace

Dari Ancaman Pembunuhan Sampai Seperti CR7

Siap Dilego 100 Juta Pound

Rekomendasi

Lainnya