JATENGPOS. CO. ID, KUDUS-Warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus pekan lalu terpaksa menutup pintu masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Tanjungrejo. Dampaknya, sejumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di tingkat desa pun menumpuk.
Seperti yang terlihat di Bank Sampah ‘Sumber Pangan Sejati’ milik Desa Jati Kulon, Kecamatan Jati, Kudus. Sejak Sabtu (18/1/2025) pekan kemarin, sampah dari rumah tangga itu tidak dapat dikelola, dan masih berada di bak sampah. Ada tujuh bentor sampah, satu truk dam, dan tiga kontainer yang saat ini dipenuhi sampah.
Kepala Desa Jati Kulon, Hery Supriyanto mengatakan, Bank Sampah tersebtu di Kelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang saat ini memiliki 1.880 pelanggan. Namun sejak Jumat (17/1/2025) kemarin, mengalami kendala pengelolaan sampah. Lantaran ada penutupan gerbang TPA Tanjungrejo.
‘’Pengelolaan terhambat karena ada permasalahan di TPA Tanjungrejo. Dan per hari ini (Senin, 20 Januari 2025), tidak bisa mengambil sampah dari rumah warga karena semua penuh,’’ kata Hery.
Sambungnya, sedang incinerator berkapasitas satu ton per jam sumbangan dari PT Djarum, hingga saat sekarang belum bisa dioperasional karena belum lengkap. Meski demikian, pihaknya berharap persoalan di TPA Tanjungrejo segera ada Solusi terbaik agar sampah-sampah bisa kembali dibuang.
Sedang untuk sampah organik, Hery menuturkan, telah diambil dari PT Djarum untuk pembuatan pupuk. Saat sekarang, sampah organik yang diambil dari Bank Sampah Jati Kulon sebanyak 40 tong berkapasitas 30 kilogram per tong. Hal itu pun membuktikan kesadaran masyarakat terkait pemilahan sampah sudah cukup meningkat.
‘’Kesadaran masyarakat terkait pemilahan sampah ini sudah cukup baik, sekitar 60 persen,’’ imbuhnya.
Seorang warga Desa Tenggeles, Kecamatan Mejobo, Sururi Mujib pun mengeluh soal sampah di rumahnya yang sudah beberapa hari terahir tidak diambil petugas. Hal itu dampak dari penutupan pintu masuk TPA Tanjungrejo oleh warga setempat yang, Kamis pekan kemarin.
‘’Sampah di rumah kamis sejak Kamis-Senin (16-20/1) ini belum diambil petugas karena penutupan di TPA Tanjungrejo,’’ kata Sururi.
Sururi menilai, persoalan sampah di TPA Tanjungrejo sebagai bukti pejabat terkai tidak memiliki keseriusan mengolah sampah di Kudus dengan baik. Bahkan terkesan tidak peduli soal sampah, mengingat pengelolaan sampah tersebut tidak memberikan keuntungan dibanding program lain.
‘’Sarana dan prasarana yang ada di TPA Tanjungrejo saat sekarang sudah tua dan tidak bisa maksimal untuk bekerja. Pun soal pengelolan sanitasi yang tidak optimal. Jadi perlunya modernisasi peralatan pengelolaan sampah,’’ pungkasnya. (han/jan)