spot_img
26.1 C
Semarang
Minggu, 29 Juni 2025
spot_img

Kemensos Siapkan 100 Sekolah Rakyat, Tahun Ajaran Baru Siap Dibuka 40 Unit

JATENGPOS.CO.IDSOLO — Pemerintah menargetkan pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia tuntas pada 2026, salah satu upaya dengan mendirikan sekolah rakyat yang dibiayai oleh Kementrian Sosial.

Hal tersebut disampaikan Wakil Menteri Sosial atau Wamensos Agus Jabo Priyono, Kemensos ditargetkan mendirikan 100 sekolah rakyat di seluruh Indonesia. Pada tahap awal disebutkan ada 40 sekolah rakyat yang siap beroperasi pada tahun ajaran baru tahun ini.

“Kami diperintah Bapak Presiden untuk berjuang agar kemiskinan ekstrem di Indonesia setahun ini, maksimal di tahun 2026, bisa diselesaikan, salah satunya dengan Sekolah Rakyat, tahap pertama tahun ajaran baru ada 40 sekolah yang siap,” ujar Agus pada wartawan saat menghadiri acara Inaugurasi Alumni UNS Solo di UNS Tower, Senin (10/3/2025) malam.

Konsep Sekolah Rakyat tersebut hanya diperuntukkan siswa miskin dari jenjang SD, SMP dan SMA, dengan sistem boarding. Untuk gedung dan prasarana menggunakan gedung milik Kemensos dengan konsentrasi lokasi berada di Pulau Jawa.

Menurut data terbaru Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN), jumlah penduduk miskin di Indonesia saat ini sekitar 24 juta jiwa atau 8,57% dari total penduduk. Sementara jumlah penduduk miskin ekstrem mencapai sekitar 3,17 juta jiwa atau 1,13% dari total penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 285 juta jiwa.

Baca juga:  Pemrov Jateng Diminta Kendalikan Inflasi

Dia menjelaskan selama ini pemerintah fokus pada program perlindungan dan jaminan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan sosial (bansos) dalam upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Namun, ke depan, Kemensos akan lebih fokus pada pemberdayaan masyarakat.

Tujuannya agar masyarakat miskin dapat mandiri dan produktif. “Keluarga penerima manfaat itu bisa kemudian kita berdayakan agar mereka menjadi masyarakat yang mandiri, masyarakat yang produktif, dan tidak terus-menerus tiap tahun menunggu bantuan sosial dari pemerintah,” lanjutnya.

Dia mengatakan Kemensos menggandeng pihak lain untuk membuat program pemberdayaan warga miskin. Termasuk menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan sembilan perguruan tinggi di Bandung untuk bekerja sama dalam program pengentasan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Baca juga:  Unimus Peduli Pencegahan Stunting Pada Anak

“Tentunya untuk pemberdayaan itu Kemensos tidak bisa sendirian. Kami mengajak kementerian lain, bahkan swasta termasuk kampus ya. Beberapa hari lalu kami di Bandung sudah melakukan MOU dengan sembilan kampus untuk bekerja sama dalam program pengentasan kemiskinan, terutama kemiskinan ekstrem,” kata Agus.

Selain itu, Kemensos juga terus melakukan konsolidasi dan kerja sama dengan berbagai pihak di daerah-daerah lain seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dia berharap lebih banyak perguruan tinggi, termasuk Universitas Sebelas Maret (UNS), dapat terlibat aktif dalam upaya pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Rektor UNS Solo, Prof Hartono, menyatakan bersedia membantu mengentaskan kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dia mengatakan siap bekerja sama dengan Kemensos untuk terlibat langsung.

“Kami siap dan sudah didiskusikan secara informal, bahwa UNS siap kerja sama dalam rangka pengentasan kemiskinan. Termasuk kalau nanti disuruh untuk membantu Sekolah Rakyat di Solo,” pungkasnya. (dea)

spot_img

TERKINI