JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam (SI) Indonesia, Hamdan Zoelva mendapat penjelasan dari Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengenai pidato Kapolri yang kontroversial.
“Setelah mendapat penjelasan (dari Kapolri), kami memahami bahwa tidak ada niatan beliau untuk mengesampingkan ormas Islam selain NU dan Muhammadiyah,” kata Hamdan Zoelva di rumah dinas Kapolri, Jakarta, Rabu.
Hamdan bersama delapan petinggi DPP Syarikat Islam menemui Kapolri untuk meminta penjelasan mengenai video pidato Kapolri yang menjadi polemik.
Hamdan juga mengatakan bahwa ternyata ada pemenggalan durasi video yang tersebar di internet sehingga terjadi kesalahpahaman dalam memaknai video pidato Kapolri.
“Pidato Kapolri itu durasinya 26 menit, tapi yang jadi viral itu terpotong sebagian sehingga menghilangkan seluruh rangkaian cerita pidato,” kata pakar hukum tata negara ini.
Hamdan menambahkan, baru setelah mendapat penjelasan dari Kapolri, pihaknya bisa memahami bahwa tidak ada niat Kapolri untuk mengesampingkan ormas-ormas Islam di Indonesia.
Ia pun mendapat penjelasan bahwa kelompok takfiri yang dimaksud Kapolri adalah kelompok-kelompok bernuansa radikal, bukan ormas Islam.
Menurut dia, pidato Kapolri itu adalah pidato lawas yang disampaikan di Pondok Pesantren milik Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kiai Maaruf Amin dalam acara Nahdlatul Ulama (NU) di Pondok Pesantren Annawawi, Serang, Banten pada 8 Februari 2017.
Ia mengatakan nantinya pihaknya juga akan menemui Maaruf Amin guna mengkonfrontir keterangan Kapolri tersebut.
Sebelumnya, Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain membuat surat terbuka yang diunggah di akun Facebook-nya untuk menanggapi pidato Kapolri tersebut. (drh/ant)