JATENGPOS.CO.ID, Kudus – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Loekmono Hadi Kudus, Jawa Tengah, siap menambah kapasitas tempat tidur di bangsal jiwa untuk antisipasi kemungkinan membludaknya jumlah pasien, terutama pasca-Pemilu yang dimungkinkan ada calon anggota legislatif yang mengalami gangguan jiwa atau stres karena gagal pada Pemilu Legislatif 2019.
“Total tempat tidur yang disiapkan di bangsal jiwa sebanyak 38 unit dan siap ditambah ketika jumlah pasiennya membludak,” kata Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Loekmono Hadi Kudus Aris Jukisno di Kudus, Jumat.
Ia memperkirakan penambahan yang masih bisa dilakukan hingga 45 tempat tidur dengan berbagai kelas ruang rawat, yakni mulai dari ruang kelas 3, kelas 2 dan kelas 1 dengan ruangan ber-AC.
Untuk memastikan pasien mengalami gangguan jiwa, kata dia, akan dilakukan identifikasi terlebih dahulu dan tidak langsung dimasukkan ke bangsal jiwa.
“Kalau gejalanya belum berat, maka ditempatkan di ruang Edelwis, Anggrek 1 dan 2. Sedangkan di ruang Cempaka 1 untuk psikosis atau mengalami kesulitan membedakan kenyataan dan imajinasi, seperti bicara sendiri, lama tidak tidur, dan bersikap emosinal,” ujarnya.
Disediakannya ruang rawat inap khusus dengan jumlah tempat tidur cukup banyak, disebabkan karena RSUD Kudus merupakan rumah sakit rujukan regional pelayanan kesehatan jiwa.
“Dari Kabupaten Rembang, Blora, Purwodadi, Jepara dan Demak biasanya merujuk pasiennya ke RSUD Kudus sehingga menjelang Pemilu 2019 perlu disediakan ruang rawat dan sumber daya manusianya sebagai langkah antisipasi ketika ada caleg yang stres,” ujarnya.
RSUD Kudus memiliki dua dokter spesialis, 17 perawat jiwa bersertifikat serta memiliki apotek klinis khusus pasien gangguan jiwa.
Terkait tes psikologi ratusan caleg, kata Dokter Jiwa RSUD Kudus Syarifah Rose mengungkapkan berdasarkan hasil sebelumnya, kapasitas mental atau kemampuan menghadapi masalah para caleg cukup baik.
“Pemeriksaan objektif bagus. Akan tetapi ada risiko yang mereka hadapi karena menjadi peserta Pemilu Legislatif 2019 merupakan stressor atau situasi yang penuh dengan tekanan sehingga ada faktor lain yang menjadi penyebab,” ujarnya.
Tingkat kemampuan seseorang menghadapi masalah, kata dia, juga berbeda-beda, sehingga ketika ada yang sampai stres bisa saja ada yang cepat beradaptasi dalam menghadapi permasalahan yang terjadi. (udi/fid)