JATENGPOS.CO.ID, BANJARNEGARA – Belasan siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, menggelar doa bersama atas bencana gempa bumi di daerah mereka menjelang pelaksanaan ujian nasional.
Doa bersama yang dipimpin Kepala SMPN 2 Kalibening Rochmat Kuncoro di halaman sekolah, Jumat, diikuti sekitar 20 siswa yang turut menjadi korban gempa.
Selain doa bersama, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pendataan terhadap siswa kelas 9 lainnya yang saat sekarang berada di lokasi pengungsian.
Saat ditemui usai kegiatan, Kepala SMPN 2 Kalibening Rochmat Kuncoro mengatakan doa bersama ditujukan agar para siswa benar-benar menyadari bahwa musibah itu datangnya dari Allah SWT.
“Oleh karena itu, tidak ada tempat lain bagi kita untuk meminta pertolongan selain memohon kepada Allah SWT. Dengan adanya musibah ini, kita meningkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT,” katanya.
Terkait dengan persiapan ujian nasional yang akan dilaksanakan pada hari Senin (23/4), dia mengatakan pascagempa yang terjadi pada hari Rabu (18/4), pihaknya langsung menerjunkan tim untuk mendata siswa kelas 9 yang berada di lokasi pengungsian.
Dalam hal ini, kata dia, pihaknya ingin memastikan bahwa siswa kelas 9 yang berada di lokasi pengungsian bisa belajar atau tidak bisa belajar.
“Harapannya, guru-guru yang paling dekat bisa mengunjungi anak-anak itu pada malam menjelang hari H ujian sehingga proses belajar anak ini tidak terganggu,” katanya.
Sementara untuk pelaksanaan ujian nasional, dia mengatakan pihaknya belum bisa memastikan apakah bisa dilaksanakan di SMPN 2 Kalibening atau menumpang di sekolah lain.
Menurut dia, pihaknya masih menunggu petunjuk dari Dinas Pendidikan Kabupaten Banjarnegara dan tim khusus yang memahami kondisi bangunan.
“Alternatifnya, kalau tidak di sini (SMPN 2 Kalibening, red.), alternatif pertama di SMPN 1 Kalibening yang terdekat, dan alternatif kedua di SMPN 1 Wanayasa,” katanya.
Meskipun pelaksanaan ujian nasionalnya di sekolah lain, kata dia, siswa kelas 9 SMPN 2 Kalibening tetap berkumpul di sekolahnya dan selanjutnya diantar menuju lokasi ujian serta dijemput setelah selesai.
Salah seorang siswa kelas 9, Sri Mukaromah mengaku sedih karena rumahnya maupun rumah warga lainnya banyak yang mengalami kerusakan akibat gempa.
“Saya juga sekarang tinggal di pengungsian. Di lokasi pengungsian, saya enggak bisa belajar karena tidak bisa konsentrasi dan masih takut ada gempa susulan,” katanya.
Seperti diwartakan, bangunan SMPN 2 Kalibening mengalami kerusakan akibat gempa yang terjadi pada hari Rabu (18/4).
Oleh karena itu, guru dan karyawan SMPN 2 Kalibening pada hari Kamis (19/4) bekerja bakti untuk menyiapkan ruangan yang sekiranya bisa digunakan untuk ujian nasional.
Dalam hal ini, ada tiga ruangan yang dimungkinkan dapat digunakan untuk ujian nasional bagi 60 siswa kelas 9 meskipun kondisinya mengkhawatirkan. (drh/ant)