30 C
Semarang
Senin, 15 Desember 2025

Pembelian Oksigen Generator Rp 6,4 M RSUD Sragen Disorot

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Pengadaan Oksigen Generator  Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soehadi Prijonegoro Sragen senilai Rp 6,4 miliar mendapatkan sorotan. Pasalnya, pengadaan oksigen generator itu tidak melalui lelang terbuka dan dinilai juga mendahului anggaran.

Forum Masyarakat Sragen (Formas) Sri Wahono mengungkapkan, sebenarnya langkah rumah sakit Sragen untuk pengadaan oksigen generator itu sangat bagus. Hanya, jangan sampai pengadaan alat tersebut menimbulkan masalah kemudian hari.

“Lantaran dengan anggaran yang sangat besar itu, seharusnya dilakukan secara lelang terbuka. Sehingga tidak ada tudingan monopoli dalam pengadaan oksigen generator tersebut,” tandas Wahono, Minggu (22/8).

Tidak hanya itu, pengadaan itu memang darurat, tapi jangan sampai mendahului anggaran. Karena saat ini baru tahap pembahasan anggaran perubahan APBD Sragen.

“Hal itu berkaca pembangunan jembatan Sine yang sifatnya darurat dan ada tim TP4D Kejaksaan, tapi akhirnya sempat berurusan dengan hukum,” tutur Wahono.

Sementara Direktur RSUD Sragen, dr. Didik Haryanto menyampaikan pada bulan Juli, dampak kekurangan oksigen sangat menghawtirkan. Dari kunjungan pasien covid-19 sebanyak 446 orang, yang meninggal mencapai 222 orang.

Krisis oksigen awal dirasakan rumah sakit pada Sabtu (26/6) pukul 03.25 dini hari. Namun pengiriman dari agen gas pukul 06.00 WIB. Pihaknya sudah melapor ke pihak terkait dengan kondisi darurat itu. Setelah itu kondisi krisis oksigen berlanjut dan semakin meresahkan.

Dengan kondisi kekurangan oksigen, RSUD Sragen menyampaikan nota dinas permohonan pada bupati untuk pengadaan alat oksigen generator. Pengadaan Oksigen generator tersebut nilainya mencapai Rp 6,413 miliar. Lantas mendapat jawaban persetujuan dari bupati pada Selasa (20/7).

 ”Kami dapat acc dari bupati, untuk pelaksanaan pengadaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” ujar Didik.

Selanjutnya dia mengadakan rapat pada Rabu (21/7) bersama sejumlah pengawas, mulai dari Inspektorat, Kabag Hukum, Bapedda, dinas Kesehatan dan sebagainya. Selanjutnya bertemu untuk konsultasi dengan Kejaksaan Negeri (Kejari) Sragen untuk langkah aman terkait pengadaan barang.

Dia menyampaikan waktu pelaksanaan pengadaan melalui E katalog pada 23 Juli. Pihaknya sudah mengundang 4 penyedia barang. Dari sejumlah penyedia, yang dipilih penyedia produk dari dalam negeri.

”Bukan lelang, tapi E katalog. Sebelum memutuskan sudah mengundang 4 penyedia, yang lain kebanyakan produk luar negeri dan waktunya lama. Padahal kita butuh cepat,” tandasnya.

Karena dianggap kebutuhan darurat, pembelanjaan ini bisa dilakukan mengawali APBD Perubahan 2021. Selain itu sudah menempuh sesuai aturan tahapan. Bahkan disaksikan oleh para penegak hukum.

Didik menyampaikan untuk saat ini kondisi oksigen relatif stabil. Tetapi saat mengajukan pembelian oksigen generator itu kondisinya benar-benar darurat. Sekaligus berjaga-jaga karena tidak ada yang bisa menjamin kondisi kedepan kembali terjadi kelangkaan oksigen.

Lantas dengan alat yang akan dibeli itu, bisa menghasilkan dalam waktu 1 menit mampu memproduksi 500 liter/menit. Atau dalam sehari bisa 720 ribu liter.

”Ini sebenarnya belum menutup kebutuhan. Namun bisa membantu sementara ketika pasokan tidak datang. Beberapa rumah sakit di jawa tengah juga mendatangkan alat ini,” ujarnya.
Sedangkan saat situasi normal menjadi keuntungan bagi rumah sakit. Selain membackup kebutuhan oksigen, juga memungkinkan untuk bisnis isi ulang.(ars)



TERKINI


Rekomendasi

...