JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Desa Wirun kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, makin moncer setelah ditetapkannya gamelan sebagai sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Karena sentra perajin gamelan terbesar di dunia ada di Wirun.
Hal tersebut menjadi pemacu warga untuk aktif mengembangkan potensi yang ada di Wirun, agar lebih berkembang dan maju.
Desa Wirun bagian dari wilayah kecamatan Mojolaban yang memiliki banyak potensi seperti sentra batik Bekonang, wisata Embung Pengantin, sentra etanol, dan perajin genteng.
Harus ada pemantik agar masyarakat lebih aktif dalam kegiatan, menjadi tugas dari para pendamping desa maupun pendamping Kecamatan untuk mengembangkan wisata agar Sukoharjo khususnya Mojolaban menjadi tujuan setelah Solo dan Karanganyar.
Banyak strategi terobosan untuk menarik daya wisata lokal maupun international. Pariwisata alternatif tengah menjadi tren di kalangan wisatawan, Salah satu jenis pariwisata alternatif yang banyak digandrungi adalah desa wisata.
Menggairahkan kegiatan masyarakat, Komunitas Kicau Mania Wirun (KMW) akan menggelar Lomba Burung ‘Piala Wirun Desa Wisata’. Lomba akan digelar di Gantangan KMW Wirun, Mojolaban, Minggu (20/3/2022).
Yoyok Eko, tokoh muda Sukoharjo, mengatakan kegiatan tersebut sekedar mengadakan lomba burung, namun kegiatan ini menjadi salah satu pendukung ataupun sarana publikasi Desa Wisata. Namun semua itu dari komunitas tidak bisa bekerja sendirian, semua perlu dukungan dan kerjasama dengan Pemerintah.
“Kami berharap ke depan bisa dijadikan kalender kegiatan Pemerintah Kecamatan atau Kabupaten. Ini juga menjadi PR para pendamping Desa untuk menggali potensi serta menciptakan agar kecamatan atau desa desa Se Kabupaten Sukoharjo mempunyai tambahan PAD masing masing,” ungkap Yoyok pada Jatengpos, Kamis (17/3).
Lomba burung Wirun diharapkan menjadi pemantik kegiatan serupa di wilayah lain. Apalagi saat ini sudah memasuki tahun kebangkitan setelah masa pandemi yang mulai mereda.
“Sukoharjo banyak peternak burung dan mencari nafkah dari perburungan. Maka meski kondisi pandemi, kita harus tetap eksis dengan skil yang kita miliki, untuk mencukupi ekonomi keluarga. Bersyukur saat ini sudah diperbolehkan digelar lomba burung, namun tetap jaga prokes dan saling waspada dengan kesehatan,” tandas Yoyok. (Dea/bis/rit)