JATENGPOS.CO.ID, SUKOHARJO – Aksi protes yang disampaikan massa pendukung caleg yang diisukan tidak dilantik, ditindaklanjuti dengan Rapat internal PDIP Sukoharjo di Kantor PAC Kecamatan Weru, Rabu (6/3/2024) malam.
Proses rapat yang berlangsung tegang sempat ricuh. Ratusan orang yang merupakan pendukung dari salah satu caleg dari Dapil II meliputi Kecamatan Weru, Tawangsari dan Bulu, mengamuk.
Dari DPC sendiri hadir Sekretaris DPC PDIP Sukoharjo Nurjayanto serta sejumlah pengurus DPC. Hadir juga Bupati Wonogiri Joko “Jekek” Sutopo yang didaulat sebagai supervisor di DPC PDIP Sukoharjo selama Ketua DPC PDIP Sukoharjo berhalangan.
Kericuhan muncul saat masuk pada sesi penyampaian aspirasi. Ketua Ranting PDIP Desa Karangtengah Didik Rudiyanto menyampaikan bahwa caleg PDIP yang mereka dukung yakni Aristya Tiwi mendapat suara 5.330.
Dengan perolehan suara tersebut, caleg Aristya Tiwi secara peringkat perolehan suara caleg dan aturan KPU, bisa ditetapkan sebagai anggota DPRD Kabupaten Sukoharjo, namun isu yang beredar Aristya tidak akan dilantik.
“Kami hanya ingin mempertanyakan apakah dengan fakta itu Aristya Tiwi dilantik atau tidak. Kalau tidak dilantik, ini benar-benar menyakiti kami tidak hanya kader tetapi warga Weru,” ungkap Didik.
Terlebih jika melihat sistem komandante di PDIP, perolehan suara Tiwi di daerah binaan prosentase nya sudah masuk.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sadono, pengurus ranting lainnya. Menurutnya, kader yang ada di bawah itu sudah bekerja maksimal agar dari Dapil 2, khususnya Weru ada dua anggota DPRD dari PDIP.
“Ketika hal itu sudah tercapai berdasarkan penghitungan rekapitulasi yang dilakukan KPU Sukoharjo, maka Tiwi mestinya dilantik. Namun ketika tidak dilantik karena kalah dengan caleg yang suaranya di bawahnya, itu tidak adil,” tandasnya.
Baca : https:/caleg-jadi-diisukan-batal-dilantik-pengurus-ranting-pdip-weru-ancam-mundur-massal/rita/
Menanggapi hal tersebut Joko Sutopo memberikan penjelasan mengenai aturan internal partai yang berbeda dengan aturan KPU. Bahkan Jekek juga meminta sejumlah caleg melakukan testimoni mengenai sistem tempur yang digunakan PDIP di Jawa Tengah, termasuk Sukoharjo.
Namun demikian, massa yang mulai emosi terus menyela pembicaraan Jekek, sehingga beberapa kali sempat terdiam dan dilanjutkan kembali.
Hanya saja, massa yang menilai bahwa penjelasan Jekek mbulet dan tidak ada kejelasan apakah Tiwi dilantik atau tidak, makin emosi. Teriakan-teriakan keras, kasar bersahutan dari luar. Bahkan lemparan kursi juga terjadi di depan.
Situasi semakin menjurus pada hal yang tidak kondusif saat tratak depan di Kantor PAC digoyang-goyang dan lampu di depan mati. Akhirnya rapat bubar dan tidak ada keputusan sama sekali.
Rombongan DPC beserta Jekek akhirnya meninggalkan lokasi Kantor PAC dan menerobos massa yang sudah tersulut emosi. Namun kericuhan tersebut tidak sampai menjurus pada tindakan anarkistis. (dea/rit)