JATENGPOS.CO.ID, KARANGANYAR – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) andalan pemerintah pusat dirasakan manfaatnya di Karanganyar. Bukan hanya menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran, MBG dianggap mampu menggerakkan roda ekonomi masyarakat.
Demikian disampaikan pendiri Yayasan Bali Ndeso Berbakti, Aris Munandar yang berkenan membongkar strategi suksesnya untuk menjaga agar MBG ini dapat berlangsung optimal dan penerima manfaat terhindar dari persoalan.
“Asal kita jernih, program ini pasti ada untungnya. Sebab tidak mungkin ada yang mau jika tidak untung. Hanya saja di kami, kualitas layanan memang kami utamakan. Selain kami latih sendiri karyawan kami juga siapkan satu koki khusus di setiap SPPG,” ungkap Aris Munandar pada wartawan, Senin (22/9).
Aris mengungkapkan tiga kunci utama yang harus diperhatikan agar MBG berjalan optimal. Yakni standar tempat, pelatihan dan penyelarasan Sumber Daya Manusia (SDM), dan ketersediaan penyediaan bahan untuk menu MBG atau suplay change.
“Jadi kuncinya bukan hanya standardisasi tempat, tapi juga SDM, dan yang tidak kalah penting ketersediaan suplay change. Suplay change ini keunggulan kami. Karena pusat grosir atau koperasi yang sudah kami siapkan,” terangnya.
Hingga saat ini pihaknya mengaku sudah mengoperasikan delapan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dengan tujuh dapur aktif dan satu dapur dalam proses finalisasi. Disebutkan Aris, total SPPG ada delapan itu, terbagi menjadi enam SPPG di Karanganyar dan dua di wilayah Sragen. Hanya saja yang di Sragen naungan yayasannya berbeda.
Lebih lanjut, diterangkan Aris bahwa di wilayah Karanganyar SPPG miliknya tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Karanganyar mulai dari Karangpandan, Ngargoyoso, Jenawi, Jatiyoso, Matesih, Jaten hingga Jumantono.
“Kalau untuk menghindari persoalan seperti alergi makanan itu sebenarnya ahli gizi sudah melakukan profiling ke setiap sekolah. Program ini sangat luar biasa. Karena masih awal jadi memang butuh proses,” tandas Aris. (yas/rit)