JATENGPOS.CO.ID, SALATIGA– Seiring dengan naiknya harga kedelai yang membuat resah para perajin tahu tempe di Kota Salatiga,maka Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Tengah bersama Pusat Koperasi Tempe ( Puskopti) menggelar operasi pasar kedelai di lima daerah di Jateng, salah satunya di Salatiga.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Jawa Tengah Agus Wariyanto mengatakan, dalam tahap pertama operasi pasar ini, diantaranya di daerah Salatiga, Boyolali, Klaten, Magelang, Pekalongan dan Batang. Sedangkan penyaluran kepada perajin tahu tempe diserahkan kepada Puskopti.
“ Operasi pasar kedelai ini dengan harga Rp 8500 per kilonya, saat ini harga di pasaran sekitaran Rp 9000-an. Kami berharap dengan adanya operasi pasar ini usaha perajin tahu tempe bisa menggeliat lagi,” ujarnya.
Sementara Ketua Puskopti Jawa Tengah Sutrisno Supriyantoro mengatakan, dalam operasi pasar ini, Kota Salatiga mendapat jatah 20 ton yang diperuntukkan bagi sekitar 150 pelaku usaha tahu tempe.
“ Di Salatiga ada sekitar 243 perajin tahu tempe, pada tahap pertama ini yang mendapat jatah 150 perajin, lainnya menyusul berikutnya,” imbuhnya.
Dikatakan Sutrisno, operasi pasar kedelai ini sangat membantu pelaku usaha tahu tempe dalam mendapatkan bahan baku dengan harga terjangkau, karena harga di pasaran saat ini kisaran antara Rp 9500 hingga Rp 10.000 per kilogram.” Harga operasi pasar ini Rp 8500 sehingga ada selisih antara Rp 1000 hingga Rp 1500, “ jelasnya.
Sutrisno juga berharap Pemkot Salatiga bisa memberikan subsidi kedelai kepada para pelaku usaha tahu tempe. Karena saat ini mereka sedang menghadapi dua masalah, yaitu terdampak pandemi Covid-19 dan juga kenaikan harga kedelai. “ Jika dalam tiga bulan ke depan kondisi masih seperti ini, maka merea bisa gulung tikar,” pungkasnya.
Salah seorang perajin tahu Muh Manto (60) warga Tingkir Tengah mengatakan, operasi pasar kedelai ini sangat membantu sekali bagi para pelaku usaha tahu tempe di Salatiga. Karena mendapat harga lebih murah dari pasaran.” Kalau harga di pasaran Rp 9000 per kilo, ini dapat harga Rp 8500 per kilogram,” katanya.
Dikatakanya, kenaikan harga kedelai saat ini sangat memberatkan para pelaku usaha tahu tempe, karena otomatis biaya produksi bertambah sehingga omset penghasilan juga turun.” Untuk itu kami berharap pemerintah bisa menstabilkan harga sehingga kami tidak keberatan dalam produksi,” harapnya. (deb)