Studi Banding ke Riau, Komisi C Pelajari Optimalisasi Perusda

STUDI BANDING:Komisi C DPRD Jateng melaksanakan studi banding pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Dokumen Humas Setwan DPRD Jateng.

GEDUNG BERLIAN – Komisi C DPRD Jateng melaksanakan studi banding pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Pasalnya, Pemprov dan DPRD Jateng saat ini sedang berusahakeras mengoptimalisasikan semua perusahaan daerah yang dimiliki agar dapat diandalkan sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Ketua Komisi C Asfirla Harisanto mengatakan, Provinsi Kepri dipilih karena keunikannya sebagai wilayah yang didominasi kawasan laut (86%). Slain itu sebagai provinsi yang relatif baru (disahkan pada 2002) ternyata mampu menjadi magnet investasi terutama di bidang pariwisata.

“Hasil studi banding dan tukar pikiran ini akan sangat berguna untuk optimalisasi BUMD di Jateng dan syukur berlanjut dengan kerjasama antar BUMD dari kedua provinsi,” jelas politikus PDI Perjuangan itu saat dialog dengan Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kepri H. Syamsul Bahrum beserta jajarannya, Kamis (24/1).

iklan
Baca juga:  PAD Sektor Pariwisata Batang Ditargetkan Tembus Rp3,3 Miliar

Menanggapi hal itu, Syamsul Bahrum menjelaskan, selama ini BUMD di Kepri belum menyumbang PAD. Di samping relatif baru, keuntungan yang didapat masih impas saja, dalam arti hanya cukup untuk membiayai operasional mereka.

“Kalau Jateng punya Bank Jateng dan mampu menyumbang dividen Rp 375 miliar, Kepri hanya punya saham minoritas di Bank Pembangunan Daerah (BPD) Riau, tidak lebih dari 10 persen saja,” jelasnya.

Syamsul justru menawarkan kerja sama antar-BUMD kedua provinsi dalam pengadaan kebutuhan pokok sehari-hari, mulai dari komoditas beras, minyak goreng hingga sayur mayur. Mengingat Provinsi Kepri bukanlah produsen komoditi tersebut karena keterbatasan lahan pertanian.

“Sampai hari ini untuk memenuhi kebutuhan tersebut kami masih mengimpor, sebagian dari luar provinsi dan sebagian lagi dari Malaysia. Jadi seperti bumbu-bumbuan, bawang, lombok, atau wortel dan sayuran di sini itu kalau tidak dari Malaysia ya Jawa,” katanya.

Baca juga:  Komisi C Minta Pelayanan Bank Jateng Ditingkatkan

Asfirla menyambut tawaran itu dengan mendorong CMJT bersama SPJT untuk menindaklanjutinya. “Kedua BUMD Jateng itu kami harapkan dapat mewujudkannya secepatnya,” pintanya.

Ikut mendampingi studi banding Komisi C ini sejumlah direksi BUMD Jateng di antaranya Komisaris PT Citra Mandiri Jawa Tengah (CMJT) Bona Ventura, Dirut PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) Widayat Joko Priyanto dan Dirut PT Pusat Rekreasi danPromosi Pembangunan Titah Setyorini.(udi)

iklan