JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Kemelut konflik menjelang suksesi Pura Mangkunegaran mencuat terutama antara pihak Gusti Paundra di satu pihak. Dengan kubu lain permaisuri Gusti Kanjeng Putri (GKP) Prisca Marina beserta putranya Bhre Cakrahutomo.
Munculnya konflik dua kubu itu tidak kondusif untuk suksesi atau pergantian kepemimpinan di Pura Mangkunegaran yang didirikan oleh Pangeran Sambernyowo atau Raden Mas Sahid
Tahun 1757 atau 265 tahun lalu.
Sesuai budaya Jawa faktor harmoni keselarasan itu sangat penting. Dikhawatirkan belum jumeneng nata atau adipati sudah memunculkan konflik maka perlu dicari sosok figur kandidat Mangkunegoro X yang terbebas konflik.
“Figur yang selama ini relatif bersih dari konflik ada pada kandidat Mangkunegoro X yakni Kanjeng Raden Mas Haryo (KRMH) Roy Rahajasa Yamin,” ujar sejarawan yang juga pegiat budaya Mangkunegaran R Surojo
kepada wartawan, Minggu (23/1/2022).
Yang penting, lanjut Raden Surojo musyawarah dulu antar keluarga inti atau Dewan Pinisepuh. Dibahas terlebih dahulu kriteria sebagai MN X itu bagaimana setelah itu baru menunjuk figur yang pas dengan kriteria.
“Saya yakin masalah Suksesi Mangkunegaran akan mendapat solusi, diantaranya munculnya calon yang kompeten bersih dari konflik seperti KRMH Roy Rajasa Yamin,”ujar Surojo.
Seperti diketahui menjelang suksesi Pura Mangkunegaran ada tiga kandidat Mangkunegoro X diantaranya GPH Paundrakarna Jiwa Suryanegara, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo dan cucu Adipati Mangkunegara VIII yakni KRMH H Roy Rahajasa Yamin. Yang terakhir yakni KRMH H Roy Rahajasa Yamin memiliki kelebihan nilai positif dibanding kandidat lain.
“Figur Mangkunegoro X haruslah yang terbaik. Berwibawa, bisa ngayomi kawula, punya kemampuan manajerial dan itu nampaknya hanya pada Kanjeng Roy Rahajasa,” papar pengamat Sejarah, Raden Surojo seraya menambahkan sebagai Pengageng Mangkunegaran ya harus bisa mengatasi masalah konflik, bukan malah menjadi bagian dari konflik itu sendiri.
Menanggapi lontaran tajam Gusti Paundra yang ditulis Gusti Paundra di instagram pribadinya @gphpaundra1 diakui Surojo mengagetkan sejumlah kalangan. Paundra menilai Bhre Cakrahutomo adalah boneka ibunya (GKP Prisca Marina.Red) .
Juga adanya sinyalemen Paundra terhadap Bhre bahwa Paundra adalah
Putra tertua dari ayahanda Mangkunegoro IX. Paundra seakan curiga bahwa Bhre bukan putra Mangkunegoro IX.
“Kalau perlu mencari siapa yg benar para calon harus berani di tes DNA. Jadi diketahui secara sah dan meyakinkan itu darah murni Mangkunegaran,” ujar sumber yang mencermati tulisan Paundra di Instagramnya.
Paundra menilai ibu tirinya yang notabene permaisuri Mangkunegoro IX Prisca Marina dianggap ingin terus berkuasa.
“Ternyata problem di Pura Mangkunegaran layaknya gunung es. Selain adanya keterpurukan ekonomi menyusul diambil alihnya dua pabrik gula milik Mangkunegaran, yakni Pabrik Gula (PG) Tasikmadu dan P.G Colomadu, sumber penghasilan utama Pura Mangkunegaran yang hilang.
“Ternyata ada problem lain yakni ketidak harmonisan putra Mangkunegoro IX dari istri Sukmawati yakni Gusti Paundra dan adiknya Gusti Menur yang berseberangan dengan ibu tirinya yang berstatus prameswari yakni GKP Prisca Marina dengan putranya Gusti Bhre dan adiknya Gusti Ancilla Sura,” ungkapnya.
Surojo menyarankan kalau konflik terus meruncing antara kubu Paundra melawan kubu Bhre. Maka jalan tengah pilih calon yang tidak terlibat pusaran konflik yakni Kanjeng Roy Rahajasa.
Memilih pengageng Pura Mangkunegaran di era milenial sekarang ini problemnya lebih complicated alias lebih rumit. Meski juga bisa dibuat mudah bila sosok kandidat Adipati Mangkunegaran menguasai masalah. Dan dapat melakukan telaah manajemen prioritas untuk menyelesaikan masalah yang kini dihadapi seluruh kerabat Mangkunegaran.
Kehadiran Roy yang dikenal ahli ekonomi bisa diibaratkan saat pemerintahan Mangkunegoro V. Dimana saat itu perekonomian Mangkunegaran terpuruk banyak berhutang ke berbagai pihak.
Akhirnya Mangkunegoro V digantikan oleh adiknya yang dikenal ahli manajerial perekonomian dan militer yakni GRM Suyitno yang akhirnya bergelar KGPAA Mangkunegoro VI.
Di bawah kendali Mangkunegoro VI situasi perekonomian Pura Mangkunegaran yang sempat terpuruk bangkit lagi. Bahkan hutang-hutang yang sempat menggunung akhirnya dilunasi. (Dea/bis)