JATENGPOS.CO.ID, – “Belajar IPS”, kesan pertama yang timbul adalah “membaca” atau “mendengar”, menurut sebagian besar orang. Pembelajaran yang kurang menyenangkan, membosankan dan monoton, karena dipenuhi dengan kegiatan menghafal. Cakupan materi IPS terpadu tingkat SMP terdiri dari geografi, ekonomi dan sejarah. Nuansa membosankan semakin terasa saat pelajaran sejarah dengan berbagai peristiwanya. Peserta didik seakan terjebak pada hafalan tanggal, tahun, tempat terjadinya sebuah peristiwa, tanpa memperhatikan makna peristiwa sejarah yang dipelajari.
Anggapan pembelajaran seperti ini sangat disayangkan, mengingat pelajaran IPS merupakan ilmu yang ada di masyarakat. Sebenarnya, pembelajaran IPS tidak berkutat pada aspek kognisi semata tetapi sampai pada dunia nyata, artinya dengan mempelajari IPS peserta didik lebih peka terhadap permasalahan sosial, mempunyai sikap mental positif, salah satunya dengan munculnyq sikap preventif dalam menghadapi penyimpangan sosial di masyarakat.
Bentuk ketrampilan dari aspek geografi terkait dengan wawasan yang berhubungan dengan kondisi fisik dan sosial wilayah-wilayah, diharapkan muncul kesadaran untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dikelola secara cerdas dan bertanggung jawab untuk kemaslahatan hidup.
Aspek ekonomi dengan pemahaman teori-teori ekonomi diharapkan peserta didik mempunyai kemampuan untuk menentukan gaya hidup.
Pembelajaran sejarah di setiap momen dalam berbagai periode sejarah yang dipelajari, peserta didik diharapkan mempunyai inspirasi untuk memperbaiki kehidupannya dengan bercermin pada peristiwa sejarah tersebut.
Mengingat pentingnya tujuan pembelajaran IPS , hendaknya pembelajaran IPS dilakukan dengan cara yang akttif, efektif dan menyenangkan, dengan cara tersebut peserta didik akan tertarik untuk mempelajari IPS.
PENDELING (pendekatan lingkungan) merupakan salah satu upaya yang efektif diterapkan dalam pembelajaran IPS. Sebuah pendekatan pembelajaran dengan sarana atau media dari lingkungan untuk mengembangkan aspek kognitif dan afektif peseta didik. Pendeling pembelajaran IPS meliputi pendekatan fisik, pendekatan lingkungan sosial ekonomi dan pendekatan lingkungan sejarah.
Pendekatan lingkungan fisik dapat dilakukan dengan pengamatan kondisi fisik di alam sekitar misalnya saat mempelajari materi geografi fisik dengan pengamatan terhadap struktur tanah/batuan, kondisi alam akibat peristiwa endogen dan eksogen dan persitiwa alam lainnya. Tujuan pendekatan lingkungan fisik peserta didik memahami keadaan lingkungan fisik ( keadaan alam, kekayaan alam, iklim, fauna, serta ekosostem dan lingkungannya ), menyadari bagaimana campur tangan manusia dalam mengelola sumber-sumber alam..
Pendekatan lingkungan sosial ekonomi dengan pengamatan terhadap kondisi sosial dan perekonomian masyarakat, baik pengamatan langsung maupun data-data yang terdapat di instansi/lembaga terkait. Diharapkan pesrta didik memahami kondisi sosial baik postif maupun negatif serta mempunyai konsep pemecahan masalah sosial ekonomi.
Pendekatan lingkungan sosial budaya dilakukan dengan pengamatan situs-situs budaya di masyarakat, kasus-kasus soisial di masyarkat, dan struktur sosial masayarakat yang mencakup kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
Tujuan pendekatan lingkungan sejarah, peserta didik mampu memahami dan menganalisa peristiwa-peristiwa sejarah dalam setiap dekade, mengambil manfaat positif dan menganalisa efek negatif sebuah peristiwa sejarah. Sumber sejarah dapat dilihat melalui peninggalan sejarah yang ada, atau dapat diambil dari dunia maya, misal rekaman rekaman video dan film sejarah maupun dokumen melalui internet.
Mari kita kembangkan pendekatan lingkungan untuk pembelajaran IPS sehingga belajar IPS menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memunculkan kreatifitas peserta didik dan memberikan kesan bermakna dalam kehidupan peserta didik.