Undang Wisman Perbatasan, Kemenpar Gelar Perayaan Imlek di Lingga

JATENGPOS.CO.ID, LINGGA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) akan memaksimalkan perayaan Tahun Baru Imlek untuk mendatangkan wisatawan perbatasan. Berbagai kegiatan di crossborder digelar. Termasuk Festival Imlek Berwarna, Imlek Berbudaya di Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Event ini akan digelar 8 Februari 2019.

“Ini merupakan action kita untuk memaksimalkan pariwisata di border area. Kita mengundang wisatawan mancanegara (wisman) khususnya Malaysia dan Singapura untuk masuk ke Indonesia. Salah satunya dengan mengelar perayaan Imlek di Lingga, dimana daerah ini sangat potensial untuk dikembangkan,” ujar Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani Mustafa, Jumat (1/2).

Hadirnya Kemenpar mengelar event tersebut juga bukan tanpa sebab. Kabupaten Lingga memiliki sejarah panjang kehadiran etnis Tionghoa. Hal ini ditandai dengan adanya Kelenteng Tian Hau King yang berusia sekitar 300 tahun. Bahkan perkampungan Tionghoa di Daik Lingga telah ada sejak zaman Kesultanan Lingga Riau.

Baca juga:  Pembatasan Aktivitas Kantor Wajib Diterapkan Sepanjang PSBB

Berbagai peninggalan lainnya pun tak kalah menariknya. Salah satunya Desa Pancur di Lingga Utara. Desa yang lebih dikenal sebagai Hongkongnya Lingga, telah memasang 1.000 lampion untuk memeriahkan perayaan Imlek.

iklan

“Apalagi banyak masyarakat etnis Tionghoa Lingga yang saat ini bermukim di Singapura dan Malaysia. Mereka biasanya pulang kampung ke Lingga pada saat Imlek. Dan selalu membawa sanak saudara dari Malaysia dan Singapura. Tentunya itu peluang untuk memperkenalkan pariwisata Lingga dengan suguhan atraksi wisata,” ucap Rizki.

Hal ini dibenarkan Asdep Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Dessy Ruhati. Menurutnya sudah saatnya memaksimalkan potensi wisata di border area. Karena mengarap pariwisata di border area terbilang sangat realistis mengundang wisman datang.

Baca juga:  Sunset Meditation, 350 Wisatawan Jadi Saksi Keindahan GWK

Terutama, wisman dari negara tetangga memiliki kedekatan (proximity) secara geografis. Dengan kedekatan ini wisman lebih mudah, cepat, dan murah menjangkau destinasi kita.

“Konsepnya Pak Menteri Arief Yahya itu 3A. Akses, Amenitas serta Atraksi. Ketiganya harus berjalan beriringan. Daerah perbatasan aksesnya sudah bagus. Mudah dijangkau. Amenitasnya juga sudah mencukupi. Nah sekarang tinggal perbanyak atraksi wisatanya. Itu yang ingin kita genjot,” ucapnya.

Lingga memang memiliki potensi wisata yang luar biasa. Bukan saja wisata budayanya tetapi juga wisata alamnya. Kabupaten yang dikenal sebagai negeri Bunda Tanah Melayu ini, merupakan surga wisata alam di wilayah perbatasan.

Selain memiliki panorama pantai dan laut yang indah, daerah yang memiliki 604 pulau besar dan kecil itu, juga memiliki objek wisata hutan, pegunungan, air terjun dan kolam permandian air panas yang menakjubkan.

Baca juga:  Masuki Tahun ke-4, Nongsa Regatta Ditarget Lebih Meriah

“Kalau bicara soal wisata alam di wilayah perbatasan, Lingga adalah surganya. Semua objek wisata alam ada di Lingga. Selain itu, Lingga punya wisata budaya dan sejarah kejayaan Kerajaan Melayu Riau hingga etnis Tionghoa yang tak kalah menariknya. Ditambah kedekatannya dengan Malaysia dan Singapura. Tentunya ini peluang kita yang harus dimaksimalkan dengan memperbanyak atraksi wisata untuk mengundan wisman perbatasan datang,” ujar Menpar Arief Yahya.(*)

iklan