26.6 C
Semarang
Kamis, 14 Agustus 2025

Kisah TKI Indonesia dan Gaji Rp 20 juta

JATENGPOS.CO.ID, MAKKAH – Saat tiga malam mabit di Mina, penulis ketemu tiga TKI yang bekerja di Arab Saudi. Ketiganya bekerja di dapur katering jamaah haji. Sehingga sering ketemu dan ngobrol bersama. Apa saja kisahnya?

Bejan Syahidan, wartawan Jateng Pos, dari Makkah Almukarromah, melaporkan, banyak hal yang TKI ceritakan seputar dunia kerja TKI di tanah suci. Mulai yang menyenangkan hingga yang memilukan. Menurut mereka, kisah sukses TKI di Arab itu adalah masa lalu.  Saat ini, TKI di negeri minyak tidak seindah yang dibayangkan. Kenapa? Makin ke sini, biaya hidup di Arab semakin tinggi. Biaya kontrak kamar naik, bahan-bahan makanan naik. Tetapi gaji atau pendapatan tidak naik.

“Sekarang kerja di Arab, hasilnya habis untuk biaya hidup Mas, sisanya nyaris ga ada, tidak seperti dulu. Sekarang barang-barang naik tinggi,”kata Adi, pekerja katering yang aslinya dari Lombok ini.

Adi, pada musim haji 2023 ini bekerja di katering haji milik orang Thailand, bersama tiga temanya. Itu agak lumayan. Sebab selama kerja 40 hari musim haji bisa dapat sekitar Rp 20 jutaan. Tetapi kalau kerja reguler sebagai TKI/TKW, per bulan rata-rata cuma Rp 4 jutaan. Misal kerja sebagai pembantu rumah tangga atau ikut katering umroh.

“Gaji UMR Arab Saudi antara 1000-1500 real. Ya antara 4-6 jutaan tergantung jenis kerjanya. Dari segitu buat kos per kamar sudah 500 real (2 juta) sendiri. Sisanya separo buat makan dll kadang habis,”katanya.

Adi bersama dua temanya lagi, Yusuf dan Dunker, hari-hari biasa adalah pekerja katering umroh di Makkah. Ketiganya musim haji tahun 2023 lolos tes masuk tim katering haji. Tugasnya menjadi tim packing dan asisten koki. Bergabung dengan 30an pekerja yang setiap hari masak untuk satu maktab Indonesia. Per maktab ada 3000 an orang. Makan sehari tiga kali. Berarti tim katering juga akan masak tiga kali. Dengan lauk dan jenis masakan yang berganti-ganti.

“Tim katering saya ini milik orang Thailand yang mengcover satu Maktab. Jadi banyak katering yang dipakai saat musim haji. Pemiliknya beda-beda, ada orang Indo juga,” katanya.

Nah, di Arab Saudi, katanya, setiap katering haji diwajibkan merekrut tenaga dari Indonesia minimal 3 orang. Sisanya orang Burma, Banglades, Pakistan, India, Yaman dll. Supaya ada pemerataan tenaga kerja. Gaji paling tinggi adalah koki, per musim haji sekitar Rp 40 juta. Lalu bagian penggorengan hingga Rp 30 juta. Mereka tugas berat karena dekat api yang super panas. Karena kokinya selalu orang belahan Arab, meski masak untuk orang Indoensia, rasanya tetap ke Arab-araban.

“Sehingga bagi jamaah Indonesia makananya kadang kurang cocok,”imbuhnya.

Baca juga:  Demokrat All Out Kerahkan Seluruh Kader Menangkan Ngesti-Arifah

Adi mengaku bekerja dengan orang yang berbeda-beda banyak tekanan batin. Gaya kerja dan cara bicara mereka keras. Kadang sok belagu. Sering menyuruh padahal bukan tugasnya. Karena sama-sama pekerja, Adi pernah melawan hingga akhirnya baku hantam. Tetapi setelah dilerai ya berangkulan lagi. Di Saudi, katanya, akhlak orang Indonesia dikenal paling bagus. Orangnya sopan santun.

“Di sini berantem tidak ada dendam, karena kita di tanah haram, sering habis berantem itu ya temenan lagi, mudah memaafkan pokoknya, apa lagi kita orang Indonesia disini dikenal paling bagus akhlakul kerimahnya,”imbuh pria muda ini.

Meski muda, adi di Lombok sudah punya istri. Tetapi di Arab menikah lagi dengan teman TKW secara siri. Tujunya selain untuk teman hidup dirantau, juga untuk membantu biaya hidup karena sama-sama bekerja. “Saya mau nikahin dia karena sudah saling sepakat, bahwa hasil kerja saya untuk istri dan anak di rumah. Untuk biaya hidup di Arab dia yang nanggung. Makanya kalau nikah di sini carilah cewek yang penghasilnya gede biar tidak mberatin kita,”imbuhnya.

Adi sudah 3 tahunan kerja di Arab. Dulu masuk melalui agen resmi. Pernah enam bulan awal belum dapat kerja. Tiap hari hanya tidur main dan makan. Tetapi sama agen tetap dibayar. Per bulan digaji Rp 2 jutaan. “Padahal tidak kerja, tiap hari hanya makan, mancing dan tidur, tetapi digaji. Itu enaknya kalau lewat agen resmi. Agen di sini diawasi ketat pemerintah, harus tanggung jawab nyariin kerja sampai dapat, apa lagi kita mbayar lewat agen itu,”jelasnya.

 Tetapi kalau kerja ke Arab tidak pakai agen resmi, memang cepat dapat kerja. Namuni kalau ada apa-apa tidak ada yang membela. “Istilahnya TKI/TKW kaburan, mereka ditampung begitu, cepet dapat kerja karena orang Arab lebih suka ngambil mereka, gajinya lebih murah dan tidak ribet. Kalau agen resmi ribet harus sesuai aturan baik gaji maupun lainya,”kata Andi.

Termasuk jika TKI/TKW sakit, di penampungan TKI kaburan tidak ada yang ngurus. Pernah ada yang sampai bunuh diri. Kemudian ada oknum-oknum TKW yang akhirnya nyambi wanita penghibur. Karena butuh uang jual diri kepada sesama imigran. Sekali kencan cuma 50 real. Tidak heran jika image TKW Indonesia di Arab murah. Selain butuh uangnya, butuh pria yang  besar untuk kepuasan. Umumnya prianya orang Bangladesh, Pakistan, India, Burma. Lebih besar secara fisik dari orang Indonesia. Ada juga oknum TKW yang sengaja menikah lebih dari satu laki-laki untuk mencari mas kawin. Yang penting diantara suaminya itu tidak tahu jika istrinya bersuami banyak.

Baca juga:  Beraksi 17 Kali, 4 Residivis Curanmor Diringkus Polres Semarang

Adi mengaku awal-awal masuk, pernah dapat job kerja di rumah keluarga raja Arab. Kerjanya sebenarnya enak. Tiap hari cuma ngelap kusen meja kursi rumah dll. Gajinya Rp 7 jutaan. Tetapi tidak kerasan karena tiap hari di swab tiga kali waktu covid. Setiap habis swab meriang. Akhirnya keluar. Dia menyaksikan di lingkungan keluarga raja tidak seperti yang orang bayangkan. Hidup bebas. Bahkan banyak orang-orang bule diundang masuk kerjaan dengan pakaian liar.

Kerja dengan majikan Arab menurutnya harus super sabar. Kata-katanya keras. Suka membentak dengan kata-kata kotor. Makian anjing sudah biasa. “Yang penting kalau dikerasin jangan membalas. Tunggu aja sampai dia memukul, kalau sudah main tangan laporkan polisi, nanti kita malah dapat uang damai, lumayan bisa dapat Rp 25 jutaan,”jelasnya sambil tertawa.

Kalau lagi sial, tambahnya, kerja di Arab juga bisa dapat majikan homo. “Hati-hati Pak, ada oknum majikan suka sesama jenis di sini. Makanya hati-hati sekali. Kita harus berani melawan untuk yang tidak benar, jangan lemah karena dibayar,”pesanya.

Yang membuat TKI makin berat hidupnya, menurut Adi, kalau di Arab punya hobi merokok, seperti dirinya. Harga rokok mahal. Satu bungkus sampai Rp 150 ribu. Padahal ada yang sehari satu bungkus. Bahkan musim haji, rokok satu slop (12 bungkus) tembus 350 real (4 jutaan). Tetapi kalau kerja katering menurutnya memang butuh rokok.

“Merokok di sini alasan untuk istirahat, sebab kalau merokok malah disuruh  istirahat sampai rokoknya habis, sehingga kalau capek, saya pura-pura merokok, “tambah Dunker, TKI lainya, asal Jawa Barat ini.

Menurutnya, rokok di Arab sebenarnya dilarang keras. Bahkan dihukumi haram. Sekelas candu. Ketahuan merokok bisa ditangkap polisi. Tetapi ya tetap ada saja orag Arab yang merokok. Tapi sembunyi-sembunyi. Termasuk cara beli rokok harus tahu siapa penjualnya. Beli rokok diam-diam. Biasanya rokok dibawa dari Indonesia lewat orang-orang yang masuk Arab.

Tabiat buruk lainya menurutnya, masih adanya oknum polisi Arab yang mirip di Indonesia. Suka nakut-nakuti untuk dapat uang. Selama kerja di katering haji saja, menurutnya sudah empat kali didadatangi polisi. Mereka menyalahkan pelayanan katering ada yang kurang dan mau menindak. Tapi ujung-ujungnya ya uang. “Kasian bos saya, sudah empat kali didatangi oknum-oknum polisi berjumlah 2 sampai 4 orang,  setiap datang dikasih 4000 real, baru pergi,”tembahnya.

Karena itu, katanya, di Arab, punya usaha super susah. Ownernya harus ada orang asli Arabnya. Tujuanya ya untuk lobi-lobi perijinan dan ngatasi oknum polisi. Kalau semuanya orang Indonesia, ijin-ijin akan lebih sulit. “Intinya di sini sama saja pak dengan di kita, ujung-ujungnya duit,”tutupnya.  (*)


TERKINI

Tampil Ciamik Pramusim

Ada Pemeriksaan Mamografi Gratis di Kendal

Pemkab Kendal Adakan Job Fair 2025

Pemkot Sambut Kehadiran RSI Tunas Harapan

Rekomendasi

Lainnya