26.6 C
Semarang
Kamis, 14 Agustus 2025

Kyai Shodiq Setuju Jika Kemenag akan Tertibkan KBIH Berlogo Ormas

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – KH Shodiq Hamzah, pengasuh Pondok Pesantren As Shodiqiyah Sawah Besar Kaligawe Semarang sangat mendukung jika Kemenag RI berencana menertibkan KBIH (Kelompok Bimbingan Haji) yang menggunakan nama dan logo Ormas (Organesasi Masyarakat), seperti NU dan Muhammadiyah.

Menurutnya, penggunaan nama ormas itu dalam prakteknya menimbulkan masalah di tengah jamaah haji dan umroh. Selain itu nanti KBIH lain juga akan ikut-ikutan membuat KBIH berdasarkan ormasnya masing-masing. Sehingga kementerian agaman akan kesulitan untuk mengaturnya.

“Ini akan kacau, nanti Kemenag akan diaerbu banyak KBIH. Nanti akan muncul KBIH-KBIH lainya seperti KBIH HTI, KBIH LDII, KBIH NU, KBIH Muhamnadiyah dll, sehingga malah membuat rawan perpecahan,”katanya, saat ditemui Jateng Pos di Ponpesnya, Jumat (22 Juli 2023).

Selain itu, katanya, dampak dari KBIH ormas ini membuat jamaah bisa berkonflik dengan saudara atau suami-istrinya. Bahkan KH Sodiq Hamzah sudah menemukan jamaah yang akhirnya bercerai setelah haji karena beda idiologi dalam berormas.

“Sudah ada delapan jamaah yang cerai gara-gara beda ormas saat ikut KBIH. Istrinya ikut KBIH Muhammadiyah, suaminya ikut KBIH NU, nanti berangkat haji mereka bisa tidak sama, karena akan beda kloter, beda idiologi dalam pelaksanaan haji, akhirnya congkrah, di KBIH saya sendiri ada, istrinya ikut bimbingan manasik haji di saya, suaminya di tempat lain,”kata pemilik KBIH As Shodiqiyah ini.

Baca juga:  Jadikan Inovasi sebagai Kewajiban, Jateng Terpilih Provinsi Terinovatif

Belum lagi nanti ketika di tanah suci, mereka akan memakai atribut dan logo masing-masing ormas. Jaketnya ormas, kaosnya ormas, jilbabnya ormas, tasnya ormas. Mereka akan bersaing antar ormas. “Padahal haji harus bersatu. Disana Alloh tidak mengenal NU-Mohammadiyah. Tidak berkelompok-kelompok berdasarkan ormas. Tapi satu kloter itu bicaranya sama, kloter berapa, semua harusnya menggunakan atribut yang sama, yaitu atribut haji Indonesia dari Kemenag itu,”imbuhnya.

Dampak dari KBIH ormas ini, imbuh Kyai Shodiq l, di lapangan ketika di tanah suci juga akan menimbulkan semangat kelompoknya. Misalkan ada jamaah lain yang harusnya dibantu, karena bukan kelompoknya bisa jadi tidak dibantu. “Misal pas rebutan tenda di Mina itu, itu benar-benar terjadi setiap KBIH memperjuangkan KBIH masing-masing, rasa peduli sama jamaah lain hilang. Padahal haji itu harus saling peduli. Bicaranya satu, kita muslim atau Islam, kitabnya sama Quran, Tuhanya sama Alloh. Kenapa masih bicara ormas? Di akherat tidak ada ormas-ormas itu,”tambahnya.

Baca juga:  Pak Untung, Pria Tak Punya Tangan Penjaga Rel Kereta di Randu Blatung (Part 1/3)

Sodiq Hamzah setuju ada KBIH. Tetapi jangan menggunakan nama ormas. Cukup nama dan logo selain ormas. “KBIH As Ashodiqiyah dari dulu tidak pernah menggunakan atribut ketika di tanah suci, cukup kain yang berkelir. Supaya tidak mengesankan perpecahan saat haji,”imbuh ulama yang sudah 143 kali haji dan ribuan kali umroh ini.

Soal rencana penertiban KBIH ormas ini, menurut KH Shodiq secepatnya saja. Kalau bisa haji tahun 2024 sudah jalan. “Saya sudah dengar, Kemenag sudah rasan-rasan soal itu, baiknya nama ormas itu dilebur jadi apa, asal jangan ormas, semoga dipercepat, supaya tidak makin melebar,”tutupnya. (jan)


TERKINI

Tampil Ciamik Pramusim

Ada Pemeriksaan Mamografi Gratis di Kendal

Pemkab Kendal Adakan Job Fair 2025

Pemkot Sambut Kehadiran RSI Tunas Harapan

Rekomendasi

Lainnya