Guru Gaptek Vs Revolusi Industri 4.0

Theresia Nurani Istiprijanti, S.Pd.,M.Pd Kepala SD Negeri 2 Musuk, Boyolali
Theresia Nurani Istiprijanti, S.Pd.,M.Pd Kepala SD Negeri 2 Musuk, Boyolali

GAPTEK (gagap teknologi) adalah istilah yang diberikan kepada seseorang yang belum familiar dengan dunia komputer atau laptop. Tidak dipungkiri sekarang ini masih banyak guru yang gaptek jika berhadapan dengan komputer atau laptop. Benda yang satu ini seakan seperti  benda keramat yang pantang untuk disentuh dan bisa membuat grogi bila menghadapinya. Keinginan guru untuk mau belajar komputer masih sangat kurang. Kemungkinan karena faktor usia dan anggapan bahwa belajar komputer itu sulit.

Pada era digital sekarang ini guru diharapkan bisa menjadi  penggerak perubahan menuju Indonesia cerdas berkarakter dalam revolusi industri 4.0.  Era ini ditandai dengan konektivitas dunia oleh jaringan internet atau siber. Internet mulai dikenal pada tahun 90-an dan perkembangannya sampai saat ini sungguh luar biasa. Interaksi antar manusia lebih banyak dilakukan melalui dunia siber. Dengan demikian mengoperasikan komputer seharusnya sudah masuk pada tahap menguasai  bukan lagi tahap belajar.

Baca juga:  Media Clipborddan BTS Tingkatkan Konsistensi Penggunaan Ejaan

Guru sebagai garda terdepan di dunia pendidikan sudah seharusnya mulai bangun dan bangkit berdiri untuk segera mengenal dan menguasai komputer atau laptop, sebagai modal menguasai teknologi nirkabel. Teknologi ini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat Indonesia. Tidak dapat dihindari perkembangannya yang sangat pesat ini berpengaruh sangat signifikan terhadap pribadi maupun komunitas, segala aktivitas, kehidupan, cara kerja, metode belajar, gaya hidup maupun cara berpikir.

Pendidikan sebagai pondasi pembangunan suatu bangsa memerlukan pembaharuan-pembaharuan sesuai dengan tuntutan zaman. Keberhasilan dalam pendidikan selalu berhubungan erat dengan kemajuan suatu bangsa yang berdampak meningkatnya kesejahteraan kehidupan masyarakat. Pada era teknologi tinggi (high technology) perkembangan dan transformasi ilmu berjalan begitu cepat. Akibatnya, sistem pendidikan konvensional tidak akan mampu lagi mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Pendekatan-pendekatan modern dalam proses pengajaran tidak akan banyak membantu untuk mengejar perkembangan ilmu dan teknologi jika sistem pendidikan masih dilakukan secara konvensional.

iklan
Baca juga:  Market Day, Kembangkan Jiwa Kewirausahaan Siswa

Seorang Guru apalagi sudah bersertifikat pendidik dan mendapatkan tunjangan profesi, seharusnya memiliki laptop pribadi dan mulai belajar mengoperasikannya. Dengan memiliki laptop sendiri tidak akan muncul persaan takut atau  khawatir laptop rusak, apalagi selama ini laptop sebagai benda yang dikeramatkan sehingga selalu merasa takut waktu akan menyentuhnya. Belajar komputer bisa diawali dengan belajar menghidupkan dan mematikan, membuka program MS Word dan mulai menulis soal sederhana atau membuka MS Excel untuk mengolah nilai ulangan siswa. Semakin lama minat untuk dapat mengoperasikan komputer akan semakin berkembang. Setelah nanti mengenal MS Power Point guru akan banyak terbantu dengan memanfaatkan laptop sebagai sarana/media mengajar.

Dengan dukungan koneksi internet selanjutnya dapat belajar mengirim e-mail dan berinteraksi dengan rekan seprofesi tanpa terbatas ruang dan waktu, browsing mencari informasi seputar materi pembelajaran, atau mengetahui informasi lain seputar dunia pendidikan. Laptop juga dapat dipakai sebagai sarana untuk mengembangkan diri, guru dapat menulis Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK), atau bahkan bisa membuat dan menulis di Blog.

Baca juga:  Belajar Bahasa Inggris Mestinya Juga Berarti Belajar Budaya Empunya

Para Guru yang masih belum menguasai komputer, marilah kita mulai belajar meskipun masih dalam bimbingan tidak masalah, yang penting niat dan kemauan kita untuk belajar itu yang utama. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Marilah kita jadikan diri kita (Guru) sebagai insan pembelajar yang senantiasa belajar tanpa mengenal usia.

Theresia Nurani Istiprijanti, S.Pd.,M.Pd

Kepala SD Negeri 2 Musuk, Boyolali

iklan