JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang terus memacu pembangunan guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Untuk mempercepat pertumbuhan investasi dan ekonomi, Pemkot Semarang membutuhkan anggaran senilai Rp52 triliun dalam 5 tahun ke depan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karta Provinsi Jawa Tengah, Hanung Triyono mengatakan, total anggaran tersebut akan digunakan untuk membangun infrastruktur jalan, kawasan terintegrasi di pusat kota, area pengelolaan sampah, dan pemberdayaan wilayah pesisir. Namun demikian, terbatasnya kemampuan fiskal daerah, memaksa pemerintah untuk memutar otak guna mencari alternatif pembiayaan.
“Salah satu skema pembiayaan alternatif yang digenjot oleh pemerintah adalah kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU),” katanya, dalam Seminar Percepatan Infrastruktur Semarang: Menyusun Strategi Pembiayaan, Senin (24/2/2020).
Menurutnya, ada beberapa skema alternatif untuk menutup gap pembiayaan tersebut. Skema KPBU misalnya, beberapa proyek di Jawa Tengah, termasuk Kota Semarang tercatat sudah dilakukan dengan skema tersebut.
“Kondisi fiskal masih belum optimal, karena yang didapatkan masih terbatas. Adanya keterbatasan ini perlu mencari sumber pembiayaan alternatif untuk membiayai infrastruktur,” ungkapnya.
Kepala Subdirektorat Peraturan dan Pengembangan Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Keuangan, Farid Arif Wibowo menambahkan, creative finance perlu didorong untuk mengoptimakan pembangunan. Saat ini, APBN dan APBD hanya 41% dari kebutuhan pembiayaan infrastruktur 2020-2024 yang mencapai Rp6.445 triliun.
“Jadi sisanya, perlu pembiayaan kreatif, tidak hanya bergantung pada APBN dan APBD,” imbuhnya.
Soal KPBU pemerintah pusat sudah memberikan dukungan untuk mendukung pengembangan KPBU. Dari sisi Kemenkeu, otoritas fiskal telah menyediakan fasilitas dalam melaksanakan persiapan proyek.
“Saat ini, Project Development Facility PDF disediakan untuk beberapa proyek percontohan, di sektor-sektor prioritas tertentu,” ujarnya.
Sementara itu Asisten Administrasi Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah (Setda) Kota Semarang, Widoyono mengungkapkan, jika merujuk ke Perpers No.79/2019, ada beberapa proyek yang akan dibangun dengan skema pembiayaan KPBU.
“Ada proyek underground Simpang Lima, terus ada pengembangan Light Rail Transit perkotaan,” ungkap Widoyono.
Selain itu, proyek lain yang akan dibiayai dengan skema KPBU ini di antaranya pembangunan outer ring road Kendal – Semarang, pembangunan BRT Didicated Lane, hingga rel kereta Tanjung Emas – Kendal Sea Port. Proyek – proyek ini merupakan bagian dari strategi pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang.
“Apalagi, Semarang juga menjadi salah satu motor pertumbuhan di Jawa Tengah yang sampai 2023 ditargetkan tumbuh 7%,” jelasnya.
Wakil Ketua Umum Bidang Investasi Kadin Jateng, Bernadus Arwin mengungkapkan, pelibatan swasta menjadi cukup penting untuk mendukung pembangunan tersebut. Prospek investasi di Jateng cukup bagus dan selama ini peran swasta cukup signifikan dalam menopang pembangunan tersebut.(aln)