Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPS

Yuli Setyowati, S.Pd.,M.M.Pd. Guru SMP Negeri 40 Purworejo
Yuli Setyowati, S.Pd.,M.M.Pd. Guru SMP Negeri 40 Purworejo

JATENGPOS.COID, – Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan harus berkarakter. Pengertian karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak.Perilaku seseorang ditentukan oleh lingkungannya, artinya seseorang akan menjadi pribadi yang berkarakter apabila tumbuh pada lingkungan yang berkarakter.

Penguatan pendidikan karakter ini bisa dilaksanakan secara konsisten oleh sekolah dan memberikan dampak yang nyata melalui gerakan nasional dengan siswa berkarakter yaitu religius hidupnya, nasionalis jiwanya, integritas jadi tujuannya, mandiri hidupnya, gotong royong semangatnya.Untuk itu tanpa adanya pengawasan yang ketat dari pihak sekolah dan bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, maka sangatlah sulit untuk membawa anak dapat belajar dengan baik sesuai dengan amanah pendidikan yaitu untuk mendidik anak menjadi manusia yang cerdas terampil beriman dan beraklak mulia. Guru sebagai agen perubahan diharapkan dapat memberikan semaksimal mungkin pendidikan afektif pada peserta didik dengan menekankan pada penanaman sikap dan nilai yang berkarakter.

Baca juga:  Belajar “Sudalah” dengan Outdoor Study

Proses pendidikan karakter secara aktif diupayakan untuk mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, penghayatan dan pengamalan nilai-nilai menjadi kepribadian dalam bergaul di masyarakat. Cerminan siswa yang berkarakter positif, dalam kehidupan sehari-harinya memiliki etika, bermoral, berakhlak, dan bertingkah laku yang baik sehingga siswa dikatakan punya karakter positif. Pendidikan karakter ini sangat penting dalam upaya guru memberikan pembiasaan sehingga akan memproleh siswa yang memiliki karakter dasar positif.

Salah satu mata pelajaran yang dapat dijadikan sebagai wadah pembentukan karakter adalah mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Hal ini dikarenakan bahwa tujuan dari pembelajaran IPS(Ilmu Pengetahuan Sosial) itu sendiri adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupannya di masyarakat. Dalam Kegiatan pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) merupakan salah satu mata pelajaran yang strategis untuk menanamkan nilai-nilai moral kepada peserta didik. Secara khusus pendidikan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) turut serta berperan dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berfikir kritis, kreatif, logis, dan berinisiatif dalam menanggapi gejala dan masalah sosial yang berkembang dalam masyarakat yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi di era global.


Baca juga:  Open Book Tingkatkan Motivasi Belajar IPS

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) berfungsi mengembangkan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan dasar untuk memahami kenyataan sosial yang dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-harinya serta mampu mengembangkan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya. Integrasi pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dengan pendidikan karakter dimaksudkan agar pengamalan nilai moral dapat dicapai peserta didik. Terlaksananya integrasi pendidikan karakter tidak lepas dari peran sekolah yang selalu melaksanakan pembinaan pada siswa, dan adanya dukungan orang tua yang ikut aktif dalam mengawasi anaknya sehingga terciptanya pengamalan nilai moral baik di sekolah maupun dirumah. IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)sebagai bidang studi dalam pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik mampu bertanggung jawab terhadap kehidupan masyarakat, bangsa dan negara dapat di implementasikan dengan memasukkan nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter.

Baca juga:  Metakognitif dalam Belajar Fisika

Yuli Setyowati, S.Pd.,M.M.Pd.

Guru SMP Negeri 40 Purworejo